Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review Film "Rumah Masa Depan", Drama Ibu Mertua dengan Menantu Perempuan

10 Desember 2023   06:30 Diperbarui: 24 Desember 2023   02:19 1287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jump pers Rumah Masa Depan di daerah Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (9/11/2023).(Sumber: Kompas.com/Cynthia Lova) 

Di tengah gempuran film horor, terselip film drama keluarga yang sedang tayang di bioskop. Film Rumah Masa Depan cocok menjadi pilihan tontonan bersama keluarga inti, bahkan keluarga besar. Memilih menghabiskan akhir pekan dengan menonton film ini dengan keluarga adalah pilihan yang tepat.

Sebenarnya, film ini adalah remake dari serial populer pada tahun 80-an. Dengan judul yang sama, yaitu Rumah Masa Depan. Tepatnya pada tahun 1984, serial Rumah Masa Depan tayang di TVRI setiap hari minggu. Ibu-ibu di rumah selalu standby menantikan serial favoritnya tayang.

Serial Rumah Masa Depan diperankan oleh Deddy Soetomo, Aminah Cendrakasih, dan Wolly Sutinah. Mungkin untuk generasi z tidak akan mengenal aktor-aktor ini. Lain hal dengan generasi tahun 80-an yang tumbuh kembang saat serial ini tayang.

Film Rumah Masa Depan menjadi penawar rindu pada tontonan yang menjunjung tinggi nilai-nilai dalam keluarga. Generasi 80-an wajib menonton film ini agar bisa nostalgia pada masa-masa serial ini hits.

Film Rumah Masa Depan menceritakan keluarga Sukri. Sukri diperankan oleh Fedi Nuril sebagai kepala keluarga kecilnya. Terdiri dari istrinya dan kedua anaknya. Istri Sukri bernama Surti yang diperankan Laura Basuki. 

Anak pertamanya laki-laki bernama Bayu yang diperankan oleh Bima Azriel. Sedangkan anak bungsunya adalah perempuan yang bernama Gerhana. Gerhana diperankan oleh Ciara Nadine.

Hidup di ibu kota tidaklah mudah bagi keluarga Sukri. Cobaan perekonomian tentu menjadi salah satu masalah dalam keluarga kecil Sukri. Sukri mengalami penurunan omset untuk usahanya.

Begitu pula dengan Surti yang sedang mencari peruntungan dalam kanal YouTube. Surti adalah seorang chef yang memenangkan kejuaraan memasak di acara televisi. 

Tak mau kehilangan momentum, Surti berusaha membuat konten-konten menarik terkait resep memasak di channel YouTube pribadinya. Bayangannya, ia akan mendapatkan banyak penonton. Seperti para juara ajang memasak yang menjadi food influencer.

Takdir berkata lain. Usahanya masih belum sesuai dengan ekspektasinya. Video yang dia upload masih minim peminat.

Adanya konflik keluarga Sukri membuat mereka memutuskan untuk pergi liburan. Selain untuk rehat dari masalah yang ada, Sukri dan Surti ingin menyenangkan kedua anaknya.

Namun sayangnya rencana liburan itu harus beralih perencanaan. Liburan yang sudah mereka idamkan beralih menjadi mengunjungi kampung halaman Sukri di Desa Cibeureum.

Sebenarnya berkunjung ke rumah nenek pun masih bisa dibilang liburan. Namun sayangnya, kepulangan mereka ke Cibeureum karena mendapat kabar Ayah Sukri meninggal dunia.

Nampaknya Desa Cibeureum menahan keluarga kecil Sukri di sana. Mereka begitu sulit untuk pulang kembali ke Jakarta. Hal tersebut dikarenakan Ibu Sukri yang sering dipanggil Ibu Musa, terlibat dalam konflik kriminal yang cukup parah. Ibu Musa menjadi tersangka pemukulan Pak Lurah.

Berat bagi Surti untuk bertahan di rumah Ibu Mertua yang sejak awal tidak menyukainya. Sejak pertama Surti datang ke rumah Ibu Musa, sang mertua sudah memulai pertikaian. Seolah membentangkan bendera perang kepada menantu perempuannya.

Tidak hanya Surti, anaknya yang pertama pun merasa tidak betah berada di rumah neneknya. Bayu berpendapat bahwa sang nenek tipikal orang yang galak dan mudah marah-marah.

Bukan hanya kegalakan sang nenek yang membuat Bayu tidak betah, tetapi juga Bayu memang kesulitan beradaptasi dengan lingkungan desa. Sebagai anak kota, Bayu sudah dikenalkan dengan kecanggihan ponsel pintar. 

Termasuk memainkan game yang sedang nge-trend. Menghabiskan banyak waktu dalam barang berbentuk persegi panjang itu, membuat Bayu tidak berkembang dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain.

Lain halnya dengan Gerhana si anak ceria. Mudah bagi Gerhana beradaptasi dengan suasana Desa Cibeureum. Melihat anak-anak seusianya bermain di pekarangan rumah, membuat dirinya kegirangan dan ikut terlibat. Gerhana begitu betah berada di rumah neneknya.

Danial Rifki selaku sutradara sekaligus penulis naskah film Rumah Masa Depan, begitu piawai dalam memilih peran utama dalam keluarga Sukri. Meski sempat dianggap sebelah mata pada saat diumumkan cast yang terlibat dalam projek ini, tetapi pada saat eksekusinya, semuanya begitu tampil memukau.

Fedi Nuril yang berlabel aktor poligami karena sering memerankan tokoh poligami, kini tampil setia pada istrinya. Perkara kualitas aktingnya tidak perlu diragukan lagi. Mulai dari film Ayat-Ayat Cinta (2008), 5 cm (2012), sampai Surga yang Tak Dirindukan (2015) menjadi pembuktian kualitas aktingnya.

Begitu pula dengan Laura Basuki. Setelah berhasil membintangi film Sleep Call (2023), Laura Basuki semakin menunjukkan kemampuannya lewat film ini. Apalagi chemistry dengan pasangannya yang selalu klop. Dengan siapapun ia dipasangkan, selalu mendapatkan chemistry yang terkenang di hati fansnya.

Bintang utama dalam film ini yang sebenarnya bukanlah Fedi Nuril ataupun Laura Basuki. Melainkan Widyawati selaku Ibu Musa. Memiliki jam terbang banyak dalam dunia film, menghasilkan kualitas aktingnya yang begitu brilliant. Karakter yang dibawakan Widyawati lah yang membuat film ini hidup.

Mungkin bagi sebagian penonton ada yang merasa tidak suka dengan karakter Ibu Musa. Ibu Musa terlihat sering marah-marah dan tiba-tiba saja naik darah. Mungkin penonton yang berpendapat seperti itu tidak memiliki sanak keluarga yang sudah berumur dengan kondisi yang sensitif. Jadi, mereka tidak relate dengan kondisi seperti ini.

Padahal, ada saja dalam keluarga besar yang umurnya memang sudah cukup tua, lalu terjadi perubahan emosi yang cukup signifikan. Kalau pesan dari mamah, "Dimaklumi saja."

Aktor cilik Bima Azriel dan Ciara Nadine pun jangan dianggap remeh. Deretan judul film sudah mereka bintangi. Bisa dibilang mereka tumbuh kembang di lokasi syuting.

Meski masih berusia sangat muda, bukan berarti keahlian mereka di layar lebar dipertanyakan. Buktinya mereka mampu mengeksekusi peran mereka masing-masing dengan sangat baik.

Menonton film Rumah Masa Depan bak nostalgia dengan serialnya. Apalagi ada beberapa elemen yang memang sengaja tidak diubah. Sama persis seperti dalam serialnya terdahulu. Mulai dari beberapa nama tokoh yang masih sama, sampai soundtrack pun sama. Hanya saja untuk soundtrack diaransemen ulang.

Danial Rifki juga mengemas naskah film ini dengan dikombinasikan sesuai perkembangan zaman. Terutama unsur kemajuan teknologi nampak dilibatkan. Seperti peran media sosial, kecanduan gadget, dan anak kecil yang tak bisa berhenti bermain game.

Jump pers Rumah Masa Depan di daerah Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (9/11/2023).(Sumber: Kompas.com/Cynthia Lova) 
Jump pers Rumah Masa Depan di daerah Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (9/11/2023).(Sumber: Kompas.com/Cynthia Lova) 

Pemilihan profesi Surti sangat unik dan kekinian. Surti sebagai Youtuber membuat warga Cibeureum terpukau. Bahkan mereka terinspirasi dan seolah ingin menjadi seperti Surti.

Tidak hanya menyajikan drama keluarga, film Rumah Masa Depan mengemas drama keluarga ini dengan unsur komedi. Khususnya komedi yang dilakoni ole Ciara Nadine. Ciara berhasil membuat gemas satu studio karena tingkahnya yang lucu sebagai bocah seusianya.

Pemilihan lokasi syuting pun sangat tepat dan membuat mata takjub dengan keindahannya. Film Rumah Masa Depan memilih Kabupaten Sumedang menjadi lokasi syuting. Nuansa desa yang asri dengan budaya gotong royong begitu tercermin.

Sebagai asli orang Sumedang, penulis sangat bangga dan senang sekali sepanjang menonton film ini. Apalagi ada adegan yang memang sangat familiar. Terutama saat menunjukkan terowongan di Jalan Tol Cisumdawu yang begitu khas.

Drama antara ibu mertua dengan menantu perempuannya menjadi cerita yang menarik perhatian penonton. Konflik keduanya memang kerap terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan sangat sering kita temukan curahan hati menantu lewat media sosial TikTok terkait sifat mertuanya.

Film Rumah Masa Depan ingin mengingatkan dalam hubungan keluarga untuk terus saling memaafkan, menyayangi, dan memahami. Berselisih paham dengan keluarga adalah yang sering terjadi. Apa yang ingin kita sampaikan, belum tentu tepat dan diterima dengan baik. Maka dari itu, kuncinya adalah dengan saling memahami dan memaafkan.

Pernyataan ini diwakili oleh dialog Fedi Nuril yang berkata, "Ibu itu sebenarnya baik, cuma bahasa kasih sayang dia kita tangkap sebagai kemarahan."

Drama keluarga dalam film Rumah Masa Depan cocok dinikmati seluruh anggota keluarga. Menutup akhir tahun 2023 dengan menonton film keluarga bisa menjadi pilihan alternatif. 

Film ini sudah tayang di seluruh bioskop Indonesia sejak 07 Desember 2023. Meski masih banyak kekurangan, apalagi banyak film drama keluarga yang sejenis, film Rumah Masa Depan tetap patut ditonton untuk menutup tahun 2023 dengan penuh kehangatan dan kesederhanaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun