Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review Film "Wonka", Jatuh Bangun Pembuat Cokelat Ajaib

7 Desember 2023   07:00 Diperbarui: 9 Desember 2023   00:55 1363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karakter Willy Wonka dalam Film Wonka (2023). (Sumber: wbpictures via parapuan.co)

Tumbuh di tahun 2000-an tak lepas dari tayangan televisi. Dulu, belum ada ponsel pintar secanggih saat ini. Bisa mendekatkan yang jauh, tetapi bisa juga menjauhkan yang dekat.

Hari libur adalah yang paling dinantikan. Tayangan untuk anak-anak sudah siap menghibur sejak jam 6 pagi. Rasanya seperti balas dendam karena setiap pergi sekolah tidak bisa menonton film kartun favorit.

Jika hari minggu tiba, maka film kartun semakin beragam. Saking banyak pilihan, remote televisi tak berhenti bekerja. Sampai-sampai hanya tombol tertentu yang sudah tak terlihat timbul hanya karena sering ditekan.

Dari bangun pagi sampai siang hari tidak ada yang boleh mengganggu aktivitas menonton televisi. Meski Ibu mengiming-imingi akan memberi jajanan jika mau ikut belanja ke pasar kaget di Alun-Alun, tetap saja dengan prinsip yang teguh. Tawaran menggiurkan itu pun ditolak hanya demi stand by menonton televisi.

Menjelang libur sekolah, yaitu usai pembagian rapor, film untuk anak-anak semakin beragam. Salah satunya yang paling melekat adalah film Home Alone yang hampir setiap libur akhir tahun mengganggu jam tidur siang. 

Ada pula film seorang bayi dari keluarga konglomerat yang diculik. Lalu pergi jalan-jalan sendirian ke kebun binatang. Mewujudkan rangkaian cerita dongeng yang menjadi pengantar tidurnya.

Meski tayangan film untuk anak-anak sering diulang-ulang, tetapi tak pernah ada rasa bosan sedikit pun. Setiap adegan selalu disambut dengan mata berbinar di depan televisi tabung. Sampai hafal betul letak humor atau bahkan kesialan dari tokoh antagonis.

Salah satu film anak-anak yang paling melekat sampai saat ini adalah film tentang Willy Wonka. Tentang semua anak di negara tersebut yang berusaha untuk mendapatkan hadiah dari sebatang cokelat terlezat. Hadiahnya adalah bisa jalan-jalan ke pabrik cokelat dan mendapatkan hadiah utama.

Tentunya anak-anak beruntung yang dari keluarga kaya raya tak mau ketinggalan untuk mendapatkan tiket menuju pabrik cokelat. Berbagai cara orangtua lakukan hanya untuk memenuhi keinginan sang anak. 

Namun siapa sangka, ada seorang anak dari keluarga tidak mampu yang begitu beruntung menemukan salah satu cokelat yang terselip tiket hadiah itu.

Hampir semua anak kecil pernah menonton film Charlie and the Chocolate Factory. Meski terbilang teknologi belum semaju sekarang, tetapi visual yang ditawarkan patut diacungi jempol untuk film tahun 2005. 

Apalagi suasana di pabrik cokelat yang bisa membuat mata anak-anak berbinar. Semua anak yang sedang menonton film itu, pasti berimajinasi jika mereka sedang berada di istana cokelat.

Menjelang akhir tahun 2023, Film Wonka kembali hadir dengan cerita baru. Sudah tayang sejak 6 Desember 2023 di seluruh bioskop Indonesia. Film yang memiliki kenangan masa kecil ini tidak hanya digandrungi oleh anak-anak. Orangtua juga akan sangat senang menonton Film Wonka.

Karakter Willy Wonka dalam Film Wonka (2023). (Sumber: wbpictures via parapuan.co)
Karakter Willy Wonka dalam Film Wonka (2023). (Sumber: wbpictures via parapuan.co)

Rasanya seperti nostalgia pada zaman kecil. Pada saat menonton film Willy Wonka bersama keluarga di ruang tengah sambil membayangkan indahnya istana cokelat. Setelah menonton, biasanya merengek ingin dibelikan cokelat.

Film Wonka hadir sebagai film musikal fantasi yang menceritakan asal-usul Willy Wonka sang pemilik pabrik cokelat Wonka. Diperankan oleh Timothee Chalamet sebagai Willy Wonka muda. Untuk pertama kalinya Timothee terlibat dalam film musikal. Meski suaranya tidak terlalu oke, tetapi kalau urusan akting tidak perlu diragukan lagi.

Kisah Willy Wonka dimulai ketika tiba di sebuah kota yang terkenal akan kenikmatan cokelatnya. Berada di sana membuatnya sangat senang karena pada dasarnya Wonka sangat menyukai cokelat. 

Ia mendatangi sebuah area yang terkenal sebagai pabrik cokelat terenak di dunia, yaitu Galeries Gourmet. Berangkat dari situlah, muncul sebuah niat untuk mempunyai toko cokelat paling enak di dunia.

Sebenarnya, Wonka menyukai cokelat karena memiliki kenangan manis dengan sang ibu. Ibunya diperankan oleh Sally Hawkins. Wonka bukanlah dari keluarga yang berada. 

Ia dibesarkan dari keluarga yang serba kekurangan. Meski penuh keterbatasan, tidak sedikit pun kasih sayang dan perhatian dari sang Ibu. Ibunya selalu menyempatkan untuk membawakan satu biji kakao setiap pulang kerja. Biji kakao itu ia kumpulkan, lalu diolah menjadi cokelat untuk hadiah ulang tahun anaknya.

Tidak akan ada jalan yang mulus untuk siapapun. Termasuk saat Wonka berusaha mewujudkan impiannya. Wonka malah kena tipu oleh Scrubbit dan Bleacher. Tokoh Scrubbit diperankan oleh Olivia Coleman. Sedangkan Bleacher diperankan oleh Tom Davis. 

Imbas dari terkena tipu, Wonka tidak bisa bebas untuk menjalankan aktivitasnya. Bahkan ia tidak bisa pergi ke mana-mana sebelum melunasi utang dengan jumlah yang sangat besar.

Permasalahan Wonka tidak hanya dari para kartel cokelat yang curang, tetapi ia juga harus melawan dan bertarung dengan para kartel cokelat yang senang menyuap. Mereka menghalalkan segala cara untuk membuat Wonka kesulitan menjalani misinya.

Sama halnya seperti hidup, bahwa dibalik kesulitan akan ada kemudahan. Begitu pula dalam film Wonka. Wonka mendapatkan bantuan setelah bertemu dengan teman-teman baru. Mulai dari Noodle yang diperankan oleh Calah Lane, hingga Oompa-Loompa yang diperankan oleh Hugh Grant.

Beruntungnya, Wonka bertemu dengan orang-orang yang mau mendukung sekaligus membantunya. Dengan bantuan teman-temannya, Wonka menyerang para penguasa sekaligus menghancurkan sistem bobrok yang terbangun di kota itu.

Film musikal fantasi ini cocok untuk semua umur. Tidak hanya anak-anak, tetapi para pekerja juga bisa terhibur dengan film ini. Humor yang ditawarkan selalu mengundang gelak tawa penonton. Tak kenal usia.

Seperti film sebelumnya, film Wonka didukung dengan visual yang menarik perhatian. Warna-warna yang ditampilkan begitu memanjakan mata, tetapi tidak mencolok. Benar-benar mendefinisikan sebuah keajaiban.

Cuplikan Film Wonka (2023). (Sumber: wonkamovie via nova.grid. id)
Cuplikan Film Wonka (2023). (Sumber: wonkamovie via nova.grid. id)

Selain visual, musik yang dipertontonkan dikemas dengan sangat menyenangkan. Penonton diajak untuk mengikuti melodi. Minimalnya menggerakkan jari-jari tangan atau menimbulkan ketukan kaki.

Menonton film Wonka seperti menonton tayangan inspiratif yang disajikan menyenangkan dan penuh hiburan. Penonton akan enjoy menikmati film ini karena secara keseluruhan memang dibalut dengan sangat asyik. 

Wonka seolah mengingatkan untuk terus menggapai impian, meskipun penuh keterbatasan. Kekurangan ataupun keterbatasan bukanlah sebuah hambatan untuk melangkah maju ke depan. 

Meskipun di setiap langkah kita terdapat banyak batu kerikil, jalan yang terjal, bahkan badai yang mencekam, bukan berarti kita harus menyerah begitu saja. Kesuksesan hanya milik orang-orang yang mau berjuang.

Mungkin masih ada yang belum menonton film sebelumnya, tetapi tenang saja. Siapapun bisa menikmati film ini dengan enjoy. 

Bagi penonton yang sudah menonton film Charlie and the Chocolate Factory, ataupun bagi yang belum menonton. Alur cerita mundur, yaitu menceritakan perjuangan Wonka menuju kesuksesan. Jadi, tidak masalah. Tanpa perlu menonton film sebelumnya, film Wonka tidak akan mengundang banyak pertanyaan.

Bagi yang sudah pernah menonton film sebelumnya, mungkin akan bertanya-tanya dengan perubahan sifat Wonka muda dengan saat dewasa. Wonka muda penuh dengan energi positif. Sedangkan Wonka dalam film Charlie and the Chocolate Factory sangat misterius. Entah apa yang membuat Wonka mengubah sifat aslinya.

Masa lalu Wonka juga tidak diceritakan secara detail. Hanya menceritakan perjuangan ibunya seorang diri untuk mereka berdua bertahan hidup. Padahal jika mengingat film sebelumnya, bukankah Wonka punya kisah tentang ayahnya. Mengapa dalam film Wonka tidak ada sedikit pun karakter ayah muncul dalam kehidupan Wonka. Bahkan dalam benaknya sedikit pun. Hanya sanga Ibu yang menjadi inspirasi dan kekuatannya untuk meraih impiannya.

Secara keseluruhan, film Wonka cocok dijadikan tontonan untuk keluarga. Semua usia bisa menonton film ini. Apalagi mengingat sebentar lagi akan tiba hari libur sekolah. Tidak ada salahnya mengajak anak, adik, atau mungkin keponakan untuk menonton film Wonka di akhir pekan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun