Benteng Pasir Kolecer pertama kali ditemukan oleh tim dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang. Pada saat pertama kali ditemukan, benteng tersebut sama sekali tidak terlihat. Benteng Pasir Kolecer tertimbun oleh reruntuhan tanah longsor dan dikeliling semak-semak liar.
Melihat pentingnya untuk melestarikan benteng tersebut sebagai saksi sejarah kekuatan Belanda di Indonesia, akhirnya tahun 1998 ditunjuk juru pelihara oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang. Juru pelihara bertugas untuk memelihara, menjaga, dan merawat Benteng Pasir Kolecer.
Dilihat dari desain benteng, Benteng Pasir Kolecer nampak seperti bunker persembunyian. Berdiri di atas bukit yang diapit oleh area persawahan dan lembah. Ketinggiannya sekitar 690 meter di atas permukaan laut.
Terdapat dua bangunan yang ada di Benteng Pasir Kolecer. Bunker pertama luasnya sekitar 5x6 meter. Sedangkan bunker yang kedua luasnya lebih besar, sekitar 5,6 x 7,5 meter. Dalam bunker yang kedua, terdapat pos pantau yang mengarah ke Selatan.
Saat ini, Benteng Pasir Kolecer menjadi cagar budaya di bawah perlindungan Kementerian Pendidikan dan  Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten.
Sekitar 500 sampai 750 meter dari Benteng Pasir Kolecer, terdapat benteng ke dua yang masih berada di kawasan Gunung Gadung. Benteng kedua bernama Benteng Pasir Laja.
Ada dua versi yang menyebutkan terkait tahun dibangunnya Benteng Pasir Laja. Ada yang menyebutkan tahun 1907 seperti Benteng Pasir Kolecer. Â Namun ada pula yang menyebutkan sekitar tahun 1915.
Benteng Pasir Laja dibangun di ketinggian 680 mdpl. Terdapat 3 bangunan. Dua bangunan pertahanan seluas 5x7 meter. Sedangkan bangunan yang ketiga dilengkapi dengan jendela bidik seperti lorong. Sepertinya bunker yang ketiga digunakan untuk mengintai musuh. Di mana jendela bidik tersebut digunakan sebagai celah mengintai.
Saat ini, Benteng Pasir Laja dikelilingi oleh lahan pertanian dan perkebunan. Menariknya, menurut warga sekitar, kerap berdatangan wisatawan dari Belanda. Wisatawan asal Belanda tersebut sengaja ingin berkunjung ke Benteng Pasir Laja untuk mengenang nenek moyang mereka.
Melihat kurangnya popularitas dari kedua benteng ini, seharusnya pemerintah memberikan perhatian lebih untuk dapat melestarikan dengan baik kedua benteng ini. Pasalnya, kondisi Benteng Pasir Kolecer dan Pasir Laja dalam keadaan masih berdiri kokoh. Hanya saja sudah tidak ada pintu untuk menutup benteng.