Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jelajah Benteng Peninggalan Belanda di Tahura Gunung Palasari

3 Desember 2023   13:00 Diperbarui: 3 Desember 2023   13:04 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benteng peninggalan Belanda di Tahura Gunung Palasari. (Sumber: inimahsumedang.com)

Kabupaten Sumedang menjadi salah satu daerah yang menyimpan catatan sejarah terkait kolonial  Belanda. Peninggalan Belanda ternyata dapat kita temukan cukup banyak di sini. Bahkan, bangunan peninggalan Belanda di Kabupaten Sumedang dalam keadaan berdiri kokoh.

Peninggalan Belanda yang paling terkenal di Kabupaten Sumedang adalah benteng yang terletak di Tahura Gunung Kunci. Penulis yakin bahwa, seluruh warga Sumedang, baik di kota maupun di daerah sekalipun, pasti mengetahui keberadaan benteng peninggalan Belanda ini.

Ternyata, selain benteng yang ada di Tahura Gunung Kunci, masih ada lagi benteng peninggalan Belanda di Kabupaten Sumedang. Secara letak geografis, sebenarnya tidak terlalu jauh dan masih tergolong di pusat kota. Hanya saja, benteng yang ada di Tahura Gunung Kunci lebih mudah dilintasi akses angkutan umum. Sedangkan benteng peninggalan Belanda lainnya di Kabupaten Sumedang, cukup jauh dari jalan utama.

Situs Tahura Gunung Palasari. (Sumber: inisumedang.com)
Situs Tahura Gunung Palasari. (Sumber: inisumedang.com)

Tahura yang berlokasi di Gunung Palasari, tepatnya di Kecamatan Sumedang Selatan, memiliki benteng peninggalan Belanda. Sekilas, benteng yang ada di Gunung Palasari dengan benteng yang ada di Gunung Kunci, nampak sama. Namun sebenarnya, pengunjung dapat lebih mudah menjelajahi lebih detail benteng di Gunung Palasari. Karena untuk benteng di Gunung Kunci, di desain melingkar dengan 3 lantai sehingga cukup sulit untuk mengelilinginya.

Sama halnya dengan Gunung Kunci, Gunung Palasari pun sudah ditetapkan sebagai taman hutan raya (tahura). Kawasan ini memiliki luas sekitar 31,22 hektare. Menariknya, selain dapat melihat peninggalan Belanda, pengunjung akan dimanjakan dengan berbagai flora. Terdapat sekitar 205 jenis flora. Mulai dari akasia, eboni, jati, pinus, dan masih banyak lagi.

Aksi menanam pohon di Tahura Gunung Palasari (15/11/2023). (Sumber: tribratanews.jabar.polri.go.id)
Aksi menanam pohon di Tahura Gunung Palasari (15/11/2023). (Sumber: tribratanews.jabar.polri.go.id)

Aksi menanam pohon di area Tahura Gunung Palasari sering diadakan. Salah satunya pada tanggal 15 November 2023 yang lalu, penanaman bibit pohon dipimpin langsung oleh Kapolda Jawa Barat Irjen Pol. Dr. Akhmad Wiyagus S.I.K., M.Si., M.M. Penanaman ini melibatkan Polda Jabar maupun Polres Sumedang. Tentunya tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tamu undangan lainnya ikut dilibatkan.

Sebanyak 400 bibit pohon ditanam di area Tahura Gunung Palasari. Adapun jenis bibit pohon yang ditanam mencakup, alpukat, petai, jambu kristal, duren MK, jambu bol harman/jamaika, rambutan dan mangga.

Dikutip dalam detikjabar.com, benteng yang terdapat di area Tahura Gunung Palasari telah ada sejak tahun 1906. Ini membuktikan bahwa benteng di Gunung Palasari lebih tua dibandingkan benteng yang ada di Gunung Kunci.

Dilihat dari desain benteng yang ada di Gunung Palasari, seperti sengaja dibangun di bawah permukaan tanah. Membuat terlihat seperti benteng yang tertimbun oleh tanah. Posisi benteng ini berada di tebing tanah yang tingginya kurang lebih 2 meter. Mungkin sengaja dibuat seperti itu agar menjadi benteng pertahanan rahasia dan tidak dapat ditemukan oleh lawan saat melakukan pengintaian. Konon katanya, benteng yang ada di Gunung Palasari digunakan tentara Belanda untuk mengintai ke arah Bandung dan Cirebon.

Benteng di Gunung Palasari terdapat 8 bangunan dengan 27 ruangan yang memiliki fungsi berbeda-beda dengan jumlah 25 jendela kecil di samping kiri dan kanannya. Sayangnya, benteng tersebut sudah tidak dilengkapi pintu. Padahal, konon katanya benteng tersebut dulunya dilengkapi dengan pintu-pintu yang terbuat dari aluminium.

Luas ruangan dalam benteng berkisar sekitar 2x3 meter saja. Untuk ruangan yang terdapat ventilasi digunakan sebagai barak para tentara Belanda. Sedangkan ruangan yang tidak terdapat ventilasi digunakan untuk menyimpan peluru.

Salah satu ruangan yang ada di dalam Benteng Tahura Gunung Palasari. (Sumber: sumedangtandang.com)
Salah satu ruangan yang ada di dalam Benteng Tahura Gunung Palasari. (Sumber: sumedangtandang.com)

Selain itu, ada pula ruangan yang dikhususkan untuk tahanan atau penjara. Benteng penjara tersebut memiliki empat ruangan yang ukurannya lebih besar dibandingkan dengan ruangan lainnya. Rumornya, ruangan tersebut sering menjadi tempat pemasungan.

Kini, Tahura Gunung Palasari menjadi salah satu objek wisata di Kabupaten Sumedang. Mulanya, jarang warga lokal berkunjung ke sini. Namun, seiring dengan dibenahinya akses jalan dan fasilitas yang semakin mumpuni, mulai banyak warga lokal yang mau berkunjung ke Tahura Gunung Palasari.

Sekarang, sudah terdapat gedung serbaguna, mushola, toilet, serta saung-saung warung untuk jajan para pengunjung. Lintasan untuk mengelilingi benteng ini pun sudah dapat diakses dengan nyaman. Sepanjang 500 meter lintasan untuk mengelilingi bangunan-bangunan benteng.

Kendaraan roda dua ataupun roda empat dapat melintasi jalanan menuju Tahura Gunung Palasari dengan nyaman. Terlihat aspal yang baru diperbaiki merupakan bukti nyata perbaikan dari pemerintah Kabupaten Sumedang. Hanya sekitar 1,9 kilometer dari pusat kota, pengunjung dapat menikmati keindahan cagar alam yang ditawarkan Tahura Gunung Palasari.

Banyak anak sekolah yang dibimbing oleh gurunya untuk datang berkunjung ke Tahura Gunung Palasari. Tentunya selain berwisata dengan sederhana, menambah pula sejarah Indonesia terkait penjajahan Belanda.

Biasanya, pengunjung yang datang ke Tahura Gunung Palasari dalam bentuk rombongan. Menikmati keindahan alam Kabupaten Sumedang sekaligus melihat bangunan bersejarah. Menariknya lagi, berkunjung ke Tahura Gunung Palasari tidak dipungut biaya, alis gratis. Hanya cukup mengeluarkan biaya parkir saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun