Pandangan terkait anak laki-laki tidak boleh menangis dan cengeng bertolak belakang dengan sifat alamiah sebagai manusia. Laki-laki ataupun perempuan tentu pernah merasakan kesedihan ataupun kekecewaan, maka mengekspresikan perasaannya dengan menangis pun bukan sebuah kesalahan.
Peran anak kedua sekaligus anak satu-satunya perempuan membuat dirinya sulit mendapatkan kebebasan seperti anak laki-laki. Ternyata memang benar kata orangtua, bahwa perempuan masih belum mendapatkan ruang aman untuk di beberapa bidang pekerjaan khususnya di ibu kota. Meski begitu, sosok anak kedua tetap kompak membantu sang kakak.
Peran anak ketiga yang manja terkadang tak ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Yang terpenting adalah kemauan dan keinginannya terpenuhi bagaimanapun caranya. Cenderung enggan untuk berusaha langsung ataupun sekadar memaklumi keadaan ekonomi keluarga.
Dan terakhir tentunya peran Sang Ibu yang menjadi pekerjaan seumur hidupnya. Sosok Ibu yang tidak mau merepotkan anaknya. Tidak mau meminta bantuan kepada anaknya.Â
Perjuangan Sang Ibu tak hanya sampai di situ saja, ibu akan rela berkorban memberikan apa yang ia miliki hanya untuk memastikan anaknya baik-baik saja.Â
Tidak membeda-bedakan antara anak pertama, kedua, ataupun terakhir. Tidak juga membedakan anak laki-laki dengan perempuan. Kasih sayangnya sama rata, disesuaikan dengan porsi kasih sayang dibutuhkannya masing-masing.
Secara keseluruhan film ini memang layak menjadi tontonan di waktu senggang. Namun bukan berarti lepas dari kekurangan. Penonton akan disuguhkan beberapa adegan yang tidak masuk akal.Â
Jika kalian adalah sosok yang realistis, mungkin tidak mau menerima adegan tersebut. Tetapi balik lagi, bahwa film ini pakai unsur komedi, jadi jangan terlalu memberikan harapan berlebihan.Â
Cukup nikmati dengan santai saja. Meskipun selera humor setiap orang berbeda. Mungkin di dalam bioskop kalian akan mendengarkan suara tertawa penonton yang kencang. Tetapi ada juga hanya tersenyum tipis menonton adegan per adegan dalam film Gampang Cuan.
Terakhir, sebagai penonton saya ingin memuji terkait pengemasan ending yang sangat pas. Adegan berpelukan seluruh anggota keluarga, diikuti dengan flashback sosok Sultan yang mengingat perjuangannya meski harus berpura-pura kuat. Dibarengi dengan lagu Jiwa yang Bersedih dari Ghea Indrawari, melengkapi ending cerita.Â