Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review Serial "Gadis Kretek", Perlawanan Perempuan lewat Kretek

6 November 2023   07:00 Diperbarui: 6 November 2023   13:30 10879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ario Bayu dan Dian Sastrowardoyo  dalam serial Gadis Kretek yang tayang di Netflix pada 2 November 2023.(Sumber: Yuyu Winnetou/Netflix via kompas.com)

Serial terbaru Netflix dengan judul Gadis Kretek masih berada di peringkat pertama sebagai Acara TV teratas di Indonesia. Tidak hanya itu, Gadis Kretek menjadi bahan perbincangan warganet di media sosial. Warganet yang sudah menonton serial ini menyampaikan reviewnya dan merekomendasikan pengikutnya untuk menikmati karya indah ini.

Ramai perbincangan terkait serial ini terus mengundang rasa penasaran. Banyak warganet yang menyatakan bahwa Gadis Kretek adalah serial terbaik Indonesia tahun ini. Berangkat dari rasa penasaran itu, saya pun turut tertarik untuk mengikuti kisah Dasiyah yang diperankan oleh Dian  Sastrowardoyo.

Sebenarnya serial ini diangkat dari novel laris karya Ratih Kumala yang terbit pada tahun 2012. Novel Gadis Kretek menyabet 10 besar penerima penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa 2012. Menariknya, penulis menulis kisah ini berdasarkan kisah nyata keluarga besarnya yang merupakan pengusaha kretek lokal di Jawa Tengah.

Sepasang suami istri, Ifa Isfansyah dan Kamila Andini, menyutradarai serial Gadis Kretek. Meski hanya terdiri dari 5 episode saja, tetapi serial ini begitu membekas dengan sentuhan yang berbeda.

Sebagai penonton setia film ataupun serial karya anak bangsa, baru melihat trailernya saja sudah pasti merasakan perbedaan mendalam dengan serial lainnya. Mungkin kita sudah bosan menonton serial roman picisan yang sebenarnya tak jauh beda dengan FTV yang setiap akhir pekan tayang di televisi. Apalagi kalau mengangkat tema ketua geng motor tampan yang nakal, lalu jatuh cinta pada teman sekolahnya yang pintar. Sudah terlalu basi ide cerita serial semacam ini.

Serial Gadis Kretek menawarkan pengalaman baru bagi penontonnya. Unsur romantis masih menjadi sorotan utama pada serial ini. Tetapi sesekali ada humor ala tahun 2000-an yang terselip. Ada pula suguhan sejarah mendalam perkembangan industri kretek di Indonesia pasca kemerdekaan.

Gadis Kretek menceritakan gadis bernama Dasiyah atau yang kerap dipanggil Jeng Yah. Pemeran Cinta dalam "Ada Apa Dengan Cinta?" ditunjuk untuk memerankan karakter ini. Dian Sastrowardoyo dengan wajah lokalnya tidak pernah gagal memikat hati penonton.

Poster Serial Netflix
Poster Serial Netflix "Gadis Kretek". (Sumber: Netflix)

Dasiyah adalah anak pertama dari pengusaha kretek terbesar di Kota M pada pasca kemerdekaan. Idrus Muria, pengusaha kretek yang tidak memiliki anak laki-laki, sehingga ia mengandalkan anak perempuan pertamanya untuk mengembangkan usahanya.

Meski diberi peran sebagai mandor di pabrik kreteknya, Dasiyah tetap saja diberi batasan-batasan dalam pekerjaannya. Terutama larangan masuk ke dalam ruangan yang pintunya berwarna biru. Ruangan itu adalah tempat khusus untuk meracik atau membuat saus kretek. Katanya, tidak boleh ada campur tangan perempuan dalam ruangan itu. Kalau dilanggar, nanti rasa kretek yang dihasilkan menjadi asam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun