Tidak hanya Sang Ayah, akun Instagram @peduliakseynaui masih gemar menyorot kasus ini. Dengan pengikut berjumlah 14,7 ribu, tak ada hentinya akun ini menanyakan ketidakpastian yang berlanjut pada kasus Akseyna.
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) juga masih terus mendesak pengusutan kasus Akseyna. Tepatnya pada 31 Maret lalu, BEM UI melakukan aksi simbolik mengenang delapan tahun kepergian Akseyna di lokasi penemuan jasad Ace.
Kejanggalan kasus Akseyna harus ditinjau kembali. Mungkin dengan kemunculan Detektif Netflix, warganet dapat kembali mengingat dan berbondong-bondong membuat riuh agar kembali dilakukan penyelidikan. Kejanggalan-kejanggalan kasus Akseyna begitu mengherankan. Meskipun kasus Aksesya sudah ditetapkan menjadi kasus pembunuhan, tetapi pihak-pihak berwenang seolah membiarkan kejanggalan-kejanggalan yang ada. Mulai dari kesaksian penjaga kos, surat wasiat palsu yang diduga ditulis oleh dua orang, kamar kost Ace yang ditempati temannya, bahkan cuitan seorang dosen di kampusnya.
Mulanya kasus Akseyna terlihat seperti akan ada ujungnya. Dikutip dalam indozone.id, pada 14 Oktober 2016, Kapolresta Depok mengatakan sudah meyakini satu nama pelaku. Namun, polisi masih kekurangan bukti-bukti. Kejanggalan semakin bertambah usai satu setengah bulan Kapolresta Depok mengeluarkan pernyataan tersebut, beliau malah dimutasi.
Meski mungkin kasus Akseyna tidak terlalu menarik di mata dunia. Lain halnya dengan kasus Jessica yang di mana berkewarganegaraan Australia. Tetapi tetap saja, delapan tahun lamanya kasus ini masih belum terungkap dan masih menyisakan kejanggalan serta ketidakpastian.
Mungkin Detektif Netflix dapat turut menemukan dalang dan menjawab kejanggalan dari kasus Akseyna. Penyidik 'mungkin' tidak bisa mengungkap kasus ini. Pihak kampus juga tidak terlihat gerak-geriknya untuk mencari kepastian kasus ini. Maka, peran jurnalis bisa menjadi pencerah. Warganet disajikan tontonan isu-isu intelek yang mengundang pemikiran kritis.
Platform sebesar Netflix tentu akan selalu mendapat atensi dari masyarakat, bahkan dari negara lain. Mungkin kini memang sudah eranya bahwa Detektif Conan ada dalam bentuk film dokumenter dan lebih dapat dipercaya kebenarannya. Sampai saat ini, mungkin hanya bisa berharap pada Detektif Netflix untuk dapat mengungkap dalang kasus Akseyna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H