Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Threads VS Twitter, Serupa tapi Tak Sama

7 Juli 2023   07:00 Diperbarui: 8 Juli 2023   09:45 1366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi aplikasi Threads yang sudah bisa dijajal di Indonesia.(Sumber: KOMPAS.com/Bill Clinten)

Batasan melihat unggahan Twitter juga berubah menjadi 8.000 tweet untuk akun terverifikasi, 800 tweet untuk akun non-terverifikasi, serta 400 tweet untuk akun baru.

Namun selang beberapa jam kemudian, Elon Musk mengubah lagi ketentuan tersebut. Akun terverifikasi dapat melihat 10.000 tweet per hari. Akun tidak terverifikasi hanya dapat melihat 1.000 tweet per hari. Sedangkan akun baru dan belum terverifikasi dapat melihat 500 tweet per hari.

Centang Biru Twitter Berbayar, Apa Dampaknya?(Sumber: KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo)
Centang Biru Twitter Berbayar, Apa Dampaknya?(Sumber: KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo)

Ketentuan-ketentuan baru yang dikeluarkan oleh Twitter mendapatkan protes dari pengguna setianya. Entah apa sebenarnya rencana dan strategi Twitter dalam menerapkan ketentuan tersebut. Seolah Twitter menanggapi dengan santai munculnya pesaing baru dari Meta. Bukannya menambah fitur yang memanjakan pengguna, Twitter malah memberlakukan adanya langganan berbayar.

Memang bukan waktu yang tepat untuk membandingkan antara aplikasi lama dengan aplikasi baru. Tentunya Threads masih dalam tahap percobaan dan akan terus melakukan perubahan-perubahan untuk menyempurnakan aplikasinya. Meski sejauh ini Twitter mempunyai keunggulan akan fitur trending, bukan berarti Twitter bisa dengan mudah mengeluarkan ketentuan-ketentuan baru yang mempersulit penggunanya.

Fitur trending yang menjadi keunggulan Twitter seharusnya mulai dibenahi. Saya secara pribadi sangat risih karena sering mendapatkan momentum saat mengklik trending tetapi yang ditampilkan tidak ada kaitannya sama sekali dengan yang dicari. 

Sering sekali yang keluar adalah akun yang berjualan atau bahkan konten porno. Twitter masih belum mampu untuk dapat menyaring posting-an yang ditampilkan bagi penggunanya. Meski terkadang untuk mengklik video tertentu diharuskan untuk membuat pernyataan dalam batas umur tertentu, tetapi tetap saja membuat risih. 

Sebagai manusia dewasa, jika tiap hari Twitter tidak bisa memfilter konten-konten tersebut, bisa saja saya akan beralih pada Threads. Padahal seharusnya yang saat ini Twitter lakukan adalah mempertahankan pengguna setianya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun