Keberagaman genre perfilman Indonesia semakin banyak pilihan. Rasanya baru kemarin film Ngeri-Ngeri Sedap berhasil membuat haru pecinta film Indonesia. Keberhasilan Ngeri-Ngeri Sedap yang menceritakan budaya dan adat batak semakin menambah warna baru untuk penonton. Tak heran jika tahun ini kembali hadir film Onde Mande yang menyuguhkan budaya minang.
Paul Agusta yang merupakan produser, sutradara, sekaligus penulis film Onde Mande mendedikasikan karyanya ini untuk almarhum sang Ayah.Â
Paul adalah putra dari seorang penyair bernama Leon Agusta yang memang lahir dan tumbuh dalam keluarga minang yang sangat kental.
Film Onde Mande mengisahkan tentang warga di kampung Sigiran bernama Angku Wan yang berhasil memenangkan undian 2 milyar dari perusahaan sabun. Kecintaanya pada kampungnya membuat Angku Wan memiliki niat yang sangat mulia, yaitu membangun kampung Sigiran demi menyejahterakan warga Sigiran.
Tidak hanya niatnya yang mulia, tapi profesinya juga sangat mulia, yaitu seorang pensiunan guru. Ia rela hidup sendiri karena ditinggalkan istri dan anaknya yang masih kecil untuk pergi merantau ke Ibu Kota. Tentu Angku Wan menolak ajakan sang istri untuk mengadu nasib di Jakarta demi mencari kehidupan yang lebih layak.
Uang 2 milyar dari produk sabun akan digunakan untuk membuka potensi baru di kampung Sigiran agar dapat menjadi ladang mata pencaharian baru untuk warga. Hal ini bukan serta merta tanpa alasan. Kampung Sigiran yang terkenal akan Danau Maninjau menjadi satu-satunya pengharapan bagi warga. Ikan di Danau Maninjau menjadi sumber utama penghasilan warga di sana. Namun sayangnya, ikan-ikan di Danau Maninjau mati karena tercemar oleh belerang gunung.
Tak hanya Angku Wan yang berbahagia mendapatkan undian 2 milyar. Keluarga Da Am turut berbahagia akan kabar gembira itu.Â
Saat pengumuman undian berlangsung, Angku Wan ikut menonton televisi di warung Da Am. Di mana Da Am sudah menganggap Angku Wan seperti keluarganya sendiri. Pengumuman undian yang ditayangkan di televisi itu disaksikan bersama-sama oleh Angku Wan, Da Am, termasuk istri dan anak Da Am.
Perihal apa yang terjadi satu detik kemudian memang tidak ada yang tahu. Takdir kematian tak dapat dihindari. Angku Wan meninggal dunia sebelum mengklaim hadiah undian 2 milyar.
Da Am dan istri tidak tinggal diam untuk dapat mengklaim hadiah itu meski Angku Wan sudah tidak ada. Mereka bersepakat untuk melakukan berbagai cara, termasuk tidak mengatakan pada perusahaan sabun bahwa Angku Wan sudah meninggal dunia. Namun kedatangan perwakilan perusahaan sabun yang mendadak membuat mereka panik. Berbagai cara dan strategi mereka lakukan untuk tetap mendapatkan uang undian 2 milyar demi menyejahterakan kampung Sigiran.