Nathan juga sangat menghormatinya sebagai sahabat dan teman sesama aktivis. Ia kerap mengerjakan tugas perkuliahan teman-temannya di tengah-tengah kesibukan menyiapkan aksi demonstrasi. Nathan hampir tak percaya bahwa temannya yang menjadi calon presiden mahasiswa itu terlibat dalam peristiwa keji. Nathan bahkan nyaris menganggap Zanna mengada-ngada.Â
Tak hanya beradu dengan pelaku, Nathan juga harus bertengkar dengan teman-teman himpunannya. Terlebih teman-temannya tak ada yang mempercayai Nathan. Semua berbalik menyerang Nathan. Nathan begitu terlihat murka pada temannya-temannya. Mereka yang hampir setiap saat menentang segala kejahatan di negeri ini, tetapi ternyata mereka pula melakukan hal keji yang sama sekali tak menghormati dan membela teman satu angkatannya.
Gambaran tersebut menjadi himbauan bagi para penonton. Tak selamanya lingkungan yang terlihat aman akan memberi kita ruang yang aman. Tak selamanya kegiatan positif yang kita jalani akan memberi seluruh hal positif juga. Dan tak semua orang yang terlihat baik itu memang benar baik. Ia mungkin selama ini memakai topeng. Menggunakan segala kekuasaannya untuk menyakiti orang yang lemah. Maka waspadalah dimanapun, kapanpun dan pada saat bersama siapapun.
Akhir dari isu pelecehan seksual ini seperti menyentil bahwa memang tidak ada definisi menang bagi para korban pelecehan seksual. Pelaku yang memiliki harta dan tahta akan selalu menjadi pemenang. Itulah negeri kita. Orang lemah tidak ada artinya jika mendapat perilaku buruk dari orang lain. Sedangkan si kaya dan si penguasa bebas melakukan apapun tanpa pernah merasa takut. Dan konyolnya, si pembela yang benar seperti Nathan juga harus mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan karena membela korban.Â
Alangkah lucunya negeri ini. Dan alangkah lucunya akhir dari kisah Zanna. Mungkin karena Zanna bukanlah tokoh utama, maka akhir dari kisah Zanna tak menjadi inti cerita. Tak semua korban pelecahan seksual berakhir indah seperti Zanna. Meski ia tak mendapatkan keadilan di kampus, tapi ia mendapatkan kesempatan lebih berharga daripada bersikukuh melanjutkan pendidikan di kampusnya itu. Sedangkan Nathan berproses menjadi laki-laki dewasa yang memang selama ini dicari oleh Salma. (Siska Fajarrany)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H