Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Music

Di Balik Lagu Darah Juang, Pemantik Semangat Mahasiswa

12 Maret 2023   19:34 Diperbarui: 12 Maret 2023   19:38 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mereka dirampas haknya. Tergusur dan lapar." Sepenggal lirik lagu darah juang yang tak pernah absen menghiasi demonstrasi mahasiswa. Lantunan lagu darah juang juga kerap kali ikut memeriahkan kegiatan pengenalan kampus atau Ospek.

Setiap terngiang lagu ini, pikiran langsung kembali pada ingatan lalu. Saat menjadi mahasiswa. Siswa yang bergelar Maha menjadi status yang penting sekaligus berat. Dengan penambahan gelar 'Maha' pada kata 'siswa' saja sudah menandakan bahwa mahasiswa memiliki peranan yang vital.

Lagu Darah Juang tentu memiliki sejarah yang panjang. Meski tercipta di tahun 1990-an, tetapi lagu darah juang masih relevan dengan kondisi negeri pertiwi ini. Pantas saja lagu darah juang masih terus disenandungkan sampai saat ini.

Lagu ini juga selalu mengobarkan api semangat saat mahasiswa sedang turun ke jalan. Bagaimana tidak, karena ternyata lagu Darah Juang memang tercipta usai melakukan aksi demonstrasi.

Darah Juang terlahir di tengah-tengah perkumpulan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), lebih tepatnya mahasiswa Fakultas Filsafat dan kawan-kawan aktivis Keluarga Mahasiswa UGM. 

Saat itu mereka sedang berkumpul di sekretariat organisasi usai melakukan aksi. Johnsony Tobing memetik gitar dan terciptalah sebuah nada. Dimulai dari nada tersebut, lagu Darah Juang tercipta. John meminta rekan sesama aktivis KM UGM, yaitu Dadang Juliantara untuk menulis liriknya. Perlahan terciptalah lirik lagu Darah Juang dari baris ke baris.

Mulanya lagu tersebut mendapat masukan dari teman sesama aktivis dari Fakultas Ekonomi UGM, yaitu Budiman Sudjatmiko. Budiman berpendapat bahwa isi lagunya terlalu banyak menggunakan kata "Tuhan." Tak hanya itu, ia juga menyarankan untuk menggantinya dengan kata "Bunda." Terciptalah lirik, "Bunda relakan darah juang kami, padamu kami berbakti."

Sejak saat itu lagu darah juang mereka gunakan saat melakukan aksi demonstarai. Namun akhirnya lagu tersebut meluas ke berbagai universitas dan ikut meramaikan aksi mahasiswa di setiap daerah.

Berikut lirik lagu darah juang:

Di sini negeri kami
Tempat padi terhampar
Samudranya kaya raya
Tanah kami subur tuan...

Di negeri permai ini
Berjuta Rakyat bersimbah ruah
Anak kurus tak sekolah
Pemuda desa tak kerja...

Mereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami tuk membebaskan rakyat...

Mereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Padamu kami berbakti
Padamu kami mengabdi

Di negeri permai ini
Berjuta rakyat bersimbah ruah
Anak kurus tak sekolah
Pemuda desa tak kerja...

Mereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami tuk membebaskan rakyat...

Mereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Pada mu kami berbakti
Padamu kami mengabdi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun