Mohon tunggu...
Siska Erma
Siska Erma Mohon Tunggu... Lainnya - BSIP Bangka Belitung

Lagi Belajar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Resensi Jurnal: Factors Affecting Good Agriculture Practices (GAP) Standard by Durain Farmers in Chathaburi Province, Thailand

16 Februari 2024   09:30 Diperbarui: 16 Februari 2024   09:38 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi

Resensi: Jurnal Factors Affecting Good Agriculture Practices (GAP) Standard by Durian Farmers in Chathaburi Province, Thailand

Penulis: Patcharavadee Sriboonruang, Thippathai Sawangsawai, Picahi Thongdeelert, dan Sutithep Siripipattanakul                                                                             

Publikasi: International Journal of Trend in Scientific Research and Development (IJTSRD) Vol.6 Issue 4 (2022). e-ISSN: 2456 - 6470

Sinopsis:

Good Agriculture Practices (GAP) bertujuan untuk meningkatkan produktivitas Durian. Standar GAP adalah sistem yang dikodifikasi secara sukarela terkait dengan on-farm dan off-farm yang praktis dan efesiensi proses yang bertujuan menuju keberlanjutan dan kesetaraan petani skala kecil. Secara global, GAP adalah salah satu standar terkenal di dunia untuk keamanan pangan berkualitas tinggi di bidang pertanian negara-negara produsen pangan. Standar GAP global diterima secara luas oleh pasar internasional seperti UE dan AS. Namun, keketatan dan kesulitan dalam implementasi praktis dari GAP global standar ini tidak dapat dipenuhi oleh petani Thailand. 

Thailand merupakan salah satu negara agraris yang mengadopsi standar GAP sebagai konsep utama meningkatkan daya saing global, ketahanan pangan, dan standardisasi produk pertanian Thailand. Dengan standar dan kerangka kerja yang dikembangkan, GAP Thailand dapat memenuhi permintaan pasar pertanian internasional untuk kualitas tinggi hingga keamanan makanan. Namun, rendahnya penyerapan implementasi GAP sampai saat ini masih menunjukkan rendahnya pemahaman dan praktik petani mengenai standar GAP. 

Kepatuhan petani Thailand terhadap metode pertanian konvensional telah menjadi tantangan penerapan GAP bagi lembaga penyuluhan dalam mempromosikan standar prosedur ini kepada petani. Masalah menurunnya harga durian tergantung pada kuantitas produksi dan alasan utama adalah pertanaman durian di setiap areal budidaya tidak memiliki data yang cukup untuk membentuk rencana produksi, penjualan, dan pemasaran. 

Prosedur pemeriksaan penerapan GAP dan keterbatasan dalam layanan penyuluhan yang ditawarkan juga mengakibatkan rendahnya pemahaman petani dalam mempraktikkan GAP dan telah menyebabkan praktik implementasi GAP yang tidak memenuhi syarat. Jadi, untuk mengatasi masalah tersebut, dilakukan penelitian untuk mngidentifikasi faktor yang mempengaruhi penerapan GAP yang dilakukan petani durian di Provinsi Chanthaburi, Thailand. Tujuan penelitian ini adalah 1) mempelajari demografi dan faktor ekonomi; 2) teknik budidaya durian; 3) tingkat penerapan GAP oleh petani durian; dan 4) untuk mengetahui hubungan antara faktor demografi dan ekonomi, serta faktor teknik budidaya dan tingkat implementasi GAP. Hasil penelitian dijadikan sebagai pedoman bagi perluasan penerapan GAP oleh petani durian.

Keunggulan:

Metode hingga pelaksanaan penelitian yang telah dituangkan pada jurnal sangat komplek. Faktor-faktor yang dibahas sangat detail, meliputi: perawatan setelah penanaman, pengendalian hama, corak buah, umur, tingkat kematangan, seleksi area penanaman, grading, pengalaman petani dalam pembudidayaan durian, metode penanaman, dan berbagai hal lainnya yang langsung disandingkan dengan berbagai metode penanganan melalui standar GAP yang terdiri dari: pengelolaan sumber air, pengelolaan area penanaman, pengelolaan potensi bahaya, pengelolaan gudang dan distribusi produk, pencatatan terkait masing-masing produk, hingga pengelolaan panen dan pascapanen. Kemudian untuk mencapai tujuan penelitian digunakan 2 metode berbeda sekaligus, yaitu metode kuantitaif dan kualitatif melalui wawancara. Sampel penelitian ini sangat beragam dan banyak dengan total 3.069 petani durian sehingga hasil pengkajianpun lebih baik serta dapat mewakili karakteristik penerapan GAP durian secara menyeluruh.

Kekurangan:

Jurnal ini memang menggunakan instrumen penelitian, metode yang komplek, dan sampel yang banyak. Tetapi rekomendasi pada pengakajian berupa sektor pemerintah dan organisasi terkait harus menerapkan standar GAP durian sebagai kebijakan yang dapat menyajikan informasi dan dukungan yang tepat kepada petani durian mengenai luas tanam, pencatatan data untuk produksi tinggi, pendapatan, dan peluang untuk ekspor, masih dijadikan bentuk usulan dan bukan dijadikan sebagai salah satu variabel pengkajian. Akibatnya, pelatihan GAP dan prosedur konsultasi yang lebih baik diperlukan untuk mendorong petani durian mengembangkan tekniknya dan perencanaan budidaya secara terus menerus untuk menjamin kualitas produk durian mereka ke pasar dunia untuk pemasaran berkelanjutan dan peningkatan kualitas hidup petani durian.

Saran:

Jurnal ini akan lebih menarik jika menjelaskan secara rinci penerapan GAP apa saja yang dapat memperkuat usahatani berdasarkan analisis lapang penulis, dimulai dari faktor lahan, proses tanam, pemeliharaan, produk akhir yang dihasilkan hingga factor lain seperti peran dan kebijakan pemerintah mendukung petani agar dapat bersaing di pasar global.

Rekomendasi:

 Sektor pemerintah harus menyediakan pelatihan yang menyajikan pengetahuan tentang pencatatan data produksi, pengelolaan usaha pertanian dengan menggunakan teknologi digital, penyimpanan dan transportasi lebih cepat proses, dan efisiensi panen dan inovasi pasca panen. Petani harus berkolaborasi dalam hal integrasi bisnis, penjualan dan pemrosesan untuk platform pasar online. Ini akan memungkinkan mereka menjual lebih banyak jenis durian langsung ke konsumen, dan dengan demikian akan memperpendek jalur distribusi. Petani akan mampu untuk menetapkan harga tertentu dan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Ini secara keseluruhan akan membantu peningkatan pasar durian yang berkelanjutan, peningkatan kualitas hidup, serta keberlanjutan pasar domestik dan internasional.

Infografis terkait haluan besar pengkajian disajikan pada gambar berikut:

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun