Mohon tunggu...
Money

Saatnya Ekonomi Islam Bangkit

22 April 2016   10:18 Diperbarui: 22 April 2016   10:31 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

(OLEH: siska dwi Lestari ES/A/IV)

Sejarah membutikan bahwa para pemikir muslim merupakan penemu , peletak dasar, dan pengembang dalam berbagai bidang imu pengetahuan. Baik ilmu alam maupun ilmu sosial. Mulai dari filsafat, matematika, astonomi, ilmu optik, biologi kedokteran, sejarah, sosiologi, psikologi, sastra, termasuk juga ilmu ekonomi. Para pemikir klasik muslim tidak terjebak untuk mengotak-ngotakan ilmu pengetahuan seperti yang dilakukan pemikir saat ini. Mereka melihat ilmu-ilmu tersebut sebagai ayat- ayat allah SWT yang bertebaran diseluruh alam. Sesuai pandangan mereka, ilmu- ilmu itu walaupun sepintas terlihat berbeda beda dan bermacam-macam jenisnya, namun pada hakikatnya berasal dari satu sumber yang satu yaitu, yang Maha Mengetahui seluruh ilmu, Yang Maha Benar , Allah SWT, para pemikir muslim memang melakukan klasifikasi berbagai macam ilmu, tetapi yang dilakukan adalah pembedaan, bukan pemisahan. Oleh karena itu tidak mengherankan bila para pemikir klasik muslim menguasai bebrbagai bidang ilmu tidak hanya berkutat pada satu olmu saja. Sayangnya, tradisi pemikiran seperti ini tidak berlanjut sampai sekarang karena mundurnya peradapan ummat muslim hampir di segala bidang. Kemunduran ini sebagian disebabkan karena musuh dari luar, sebagian lagi disebabkan oleh sikap umat muslim sendiri. Umat muslim tenggelam lama dalam tidur nyenyaknya. Kegiatan ilmu terhenti, sehingga umat islam mengalami kemerosotan dalam berbagai bidang. Lama – kelamaan peradaban muslim tidak lagi terdengar gaungnya dalm jangka waktu yang lama. Bahkan yang sangat tragis adalah negeri-negri muslim menjadi jajahan para bangsa non muslim. Banyak institusi khas islam terpinggirkan, bahkan institusi ekonomi islam. Masa kini umat muslim identik dengan kebodohan dan kemiskinan. 

Meskipun sedikit demi sedikit islam mulai bangkit saat ini, namun, itu masih jauh dari masa kejayaan islam pada masa ke-emasan islam dimasa lampau. Kegagalan sistem kapitalis dan sosialis yang membuat para muslim di dunia mulai bangkit. Mereka menyadari bahwa mereka mempunyai sistem ekonomi islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah yang diciptaan Allah SWT. Banyak orang mamahmi bahwa ekonomi islam lahir dari kekurangan sistem kapitalis dan sosialis. Namun, hal itu terbantahkan karena ekonomi islam sedah jauh lahir terlebih dahulu dari keduanya. Ekonomi islam kini sudah mulai eksis mewarnai sistem perekonomian indonesia. Diawali dengan masih eksisnya lembaga keuangan syariah saat krisis melanda indonesia pada tahun 1998. Tidak haanya itu pertumbuhan industri bisnis syariah baik dalam bentuk industri lembaga keuangan maupun sektor rill yang semakin hari menunjukan peningkatan, bahwa ekonomi islam adalah solusi yang benar-benar mendukung kesenjangan, ketidakadilan, dan kitidak jelasan pada sistem ekonomi sosialis dan kapitalisme.

Namun, masih banyak dilema yang dirasakan dalam pembangkitan ekonomi syariah saat ini. Terutama dilema dalam kegiatan industri lembaga keuangan syariah baik bank maupun non bank. Dilema berbagai kegiatan ekonomi syariah benar-benar dirasakan tidak hanya praktisi, pengamat, dan akademisi yang merupakan aktivis ekonomi islam yang akan segera menformulasikan ekonomis islam secara utuh (kaffah), sehingga tercapai sistem perekonomian yang adil dan sejahtera dengan meminimalisir unsur-unsur kezhaliman. Terhalangnya penerapan sistem ekonomi islam secara kaffah disebabkan beberapa faktor mulai dari pemimpin yang tidak mendukung sistem ini, hingga SDM yang kurang begitu menguasai secara mendalam dan menyeluruh tentang ekonomi islam. Usaha ini bahkan terkadang terkena terpaan isu masyarakat yang mengatakan bahwa bank syariah itu sama saja dengan bank konvensional. Inilah yang menjadi bomerang sulitnya sosialisasi tentang perbedaaan itu.

Dengan melihat realitas yang ada, sebagaiman disebutkan diata, naif jika pesimis menerpa kita. Seharusnya kita lebih bisa melakukan istropeksi akan kenerja diri guna membumikan kembali ekonomi islam secara kaffah baik itu dalam kegiatan sehari hari, kegiatan industri lembaga keuangan bank maupun non bank, pengamatan dan lain sebagainya namun, begitu ekonomi islam tidak bisa berjalan dengan baik jika tanpa dibarengi dengan unsur penggerak ekonomi islam secara sinergi. 

Membumikan ekonomi islam tidak hanya dilakuakan secara individual. Namun, dibutuhkan kesinergian tak hanya pada masalah sumber daya manusia dan sosialisasi ekonomi islam, tapi pada seluruh faktor dan komponen komponen yang mendukung sosialisasi ekonomi tersebut adalah : borokrasi, akademisi, dan praktisi. Ysng semuanya memiliki peran dalam misi sosialisasi ekonomi islam, dan juga peran dari medi sebagai faktor fasilitas penunjang. Birokrat akan sangat mendukung jika ada masukan dan tuntutantinggi dari masyarakat akan dapat dikabulkan pemerinah. Saat ini regulasi tersebut sudah banyak dikeluarkan terutama dalam sektor perbankan syariah. Namun, lebih lanjut sistem ekonomi syariah akan dikembangakan dalam sektor ekonomi lain seperti pengembangan pariwisata ekonomi dan lainya. 

Sedangkan para akademisi akan sangat membantu sebagai penggerak dan pewancana ekonomi islam di tengah masyarakat. Akademisi berperan aktif memberikan gambaran mempermudah pemahamn masyarakat tentang ekonomi syariah dan meluruskan kembali opini opini negatif yang ada dimasyarakat. Karena kenyataanya ekonomi islam masih lemah dalam sosialisasinya. Secara terperinci peran akademisi dapat di paparkan yaitu:
1. Dari sisi individual perlu adanya perbaikan akhlaq dimulai dari diri sendiri dan kemudian disebarkan kepada masyarakat. Dengan memulai kebiasaan-kebiasaan baik,jujur, amanah, dapat dipercaya dan menjadikan Al-qur’an dan sunnah sebagai landasan berperilaku dan mengambil keputusan.
2. Melakuakan pengembangan konsep-konsep melalui pendekatan riset, pengembangan filsafat ilmu, mengembangkan metode ilmiah berdasarkan Al-Qur’an Dan sunnah.
3. Mererapkan teori-teori yang ada ke tingkat implementasi dilapangan
4. Merumuskan kebijakan ekonomi dan pembangunan berdasarkan al-qur’an dan hadist.
5. Mengembangan strategi pengajaran ekonomi islam di semua tingkat pendidikan secara menarik dan menyeluruh.
6. Kritis dalam pengembangan sektor-sektor industri keuangan ekonomi islam baik bank maupun non bank.
7. Aktif dalam diskusi dan penerapan langsung sistem ekonomi islam diberbagai bidang.
8. Aktif dalam kreativitas kepenulisan riset ilmiah pengembangan ekonomi islam guna memberikan sumbangsih penilaian, penerapan konsep, dan penerapan ide-ide baru guna mengembangkan ekonomi islam.
9. Mampu memahami ekonomi islam secara menyeuruh tidak hanya ahli dalam bidang hukumnya saja namun juga ahli dalam aplikasi penghitungan ekonominya secara seimbanng.

Selanjutnya peran dari praktisi, dimana merekalah yang mengaplikasikan ekonomi Islam di masyarakat. Setiap praktisi yang berkecimpung dalam ekonomi Islam khususnya dalam Lembaga Keuangan Syariah (LKS) harus mengerti hukum-hukum syariah. Kenyataannya, masih banyakdikotomi praktisi. Banyak praktisi yang hanya mengerti tentang hukum ekonomi namun tidak mengerti hukum syariahnya. Di lain sisi, juga terdapat praktisi yang hanya paham tentang hukum syariah, namun tidak mengerti hukum ekonominya. Agar pembumian ekonomi Islam maksimal, diperlukan praktisi yang paham tentang ekonomi namun juga ahli dalam hal syariahnya.

Dalam pembumian ekonomi Islam juga dibutuhkan andil dari masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat sebagai konsumen dalam melakukan transaksi-transaksi di Lembaga Keuangan Syariah, maupun di dalam jual beli dalam kesehariannya. Jika setiap masyarakat sadar dengan prinsip kejujuran, tanggung jawab dalam perdagangan maka pada hakikatnya masyarakat tersebut telah mengaplikasikan ekonomi Islam.
Jika semuanya bersinergi secara bersama dalam membumikan ekonomi islam maka ekonomi islam akan lebih mudah membumi dengan dukungan berbagai pihak dalam berbagai sektor. Bahkan, bukan tidak mungkin keemasan yang dulu dicapai umat muslim sebagai penyumbang terbesar sejarah peradaban ilmu didunia. Jika kita bisa sekarang kenapa tidak biasakan sejak awal. Karena hempasan angin dari sayap kupu-kupu akan menimbulkan tornado besar jika dilakukan secara terus menerus.

Referensi:
Adityangga, Krishna.2006. membumikan ekonomi islam.pilar media: Yogyakarta.
A.Karim, adiwarman. 2012. Ekonomi mikro islam. Raja Grafindo Persada: jakarta
Supriyad, Dedi, M. Ag, 2008, Sejarah Peradaban Islam. Pustaka Setia: Bandung
Yatim, Badri, M.A, 2010, Sejarah Peradapan Islam Dirasah Islamiyah II. Rajawali Press: Jakarta

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun