Sejak pertengahan bulan Agustus 2024 lalu, qadarullaah tiba-tiba saya mengalami sakit gigi dengan nyeri yang teramat sangat. Guna meredakannya, saya membeli obat antinyeri yang biasa saya konsumsi jika mengalami hal seperti ini.Â
Namun ketika rasa ngilu kembali datang, saya peduli untuk segera memeriksakan kondisi tersebut ke dokter gigi di klinik tempat rujukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) fasilitas kesehatan (faskes) pertama.
Singkat cerita setelah dua kali kunjungan ke faskes pertama dan ditangani oleh dokter gigi dengan jarak penanganan berbeda, akhirnya saya mendapat rujukan ke faskes kedua yaitu rumah sakit.
Alasannya karena saya mengalami pembekakan pada gusi akibat hanya minum obat antinyeri tanpa antibiotik dan vitamin selama sakit gigi dan gusi datang menyerang. Saya sempat mendampingi suami di luar kota beberap hari saat itu, sehingga saya hanya mengkonusmi obat antinyeri saja.
Sepulang dari luar kota, esok hari saya langsung konsultasi dengan dokter gigi dan akhirnya perlu pemeriksaan lebih lanjut dan tindakan terbaik untuk kesehatan gigi ke faskes kedua.
Mulailah dari sekira akhir Agustus hingga Oktober 2024, saya memeriksakan kondisi gigi dan gusi dengan dokter gigi di rumah sakit rujukan dan selanjutnya disarankan untuk tindakan cabut gigi dengan dokter spesialis bedah mulut.
***
Singkat cerita, dua kali berkunjung dan konsultasi dengan dokter spesialis bedah mulut, hasil pemeriksaan tensi dan kadar gula saya tergolong tinggi untuk usia saya yang audah memasuki setengah abad ini. Beliau belum bisa mengambil tindakan cabut gigi apabila kondisi tubuh saya belum normal.