Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Menantang Diri Menabung Uang Pecahan di Binder Keuangan

11 Desember 2024   11:24 Diperbarui: 11 Desember 2024   18:39 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada masa awal bulan di tahun 2024, saya bersemangat ingin menabung dengan cara menyisihkan uang kembalian dari belanja harian dan menyimpannya di dompet khusus.

Namun ada saja alasan pribadi yang membuat tabungan tersebut terpakai, pun untuk keperluan kecil seperti beli bensin, mengisi angin ban motor, makanan ringan, memperbaiki sandal/sepatu, atau beli lauk matangan tapi si penjual tidak punya uang kembalian. Akhirnya uang pecahan dengan nominal pas sesuai pembelian harus saya keluarkan dari dompet.

Ndilalah, semasa awal tahun, algoritma youtube di layar gawai sering bermunculan binder keuangan yang cantik dan menarik. Saya tonton video pendek dan testimoni para content creator dan para pengguna yang menggunakan binder tersebut.

Makin menarik ketika mereka menggunggah unboxing hasil tabungan setelah berapa pekan atau bulan sesuai target menabung mereka.

Wah, saya pun kepincut ingin memiliki binder tersebut agar lebih bersemangat nabung. Akhirnya, saya membeli dua binder melalui online shop yang peruntukannya untuk saya dan putri saya.

Semangatnya itu karena menantang diri apakah saya bisa disiplin menabung tanpa menarik uang yang sudah masuk dalam ziplock di binder tersebut. Pun kertas-kertas yang penuh gambar dan tantangan menabung dengan mengarsir bulatan-bulatan yang tersedia membuat saya ingin mencapai target tabungan.

***

Sebagai pemula menggunakan binder, target saya tidak muluk-muluk. Keinginan awal saya hanya satu, begitu uang lembaran nominal berapapun yang telah masuk dalam ziplock, tak boleh keluar lagi dengan alasan apapun. No way! Dan itu berlaku untuk diri saya sendiri.

Pertarungan pun di mulai!

Gimana gak bertarung? Mata saya jadi jelatatan setiap ada lembaran uang pecahan nominal dua ribuan, lima ribuan, sepuluh ribuan, bahkan seribuan, yang ada di atas meja kerja di rumah. Tentu saja saya bertanya dulu, uang tersebut milik siapa. 

Suami sering memberi izin untuk saya ambil pecahan nominal kecil. Namun harus negosiasi dan penuh bujuk rayu dulu jika ada pecahan nominal duapuluh ribuan. 

"Ya, boleh. Tapi jangan semuanya masuk binder dong. Ntar ayah mau beli ada keperluan gimana?" 

"Ayah pakai saja uang limapuluhan atau seratusnya. Ntar kalau ada kembaliannya, yang receh-receh kasih ke Bunda lagi. Beneran aku simpen kok." Kerling manja dan jemari gesit segera ngembat uang pecahan tadi.

Tantangan nabung pecahan nominal lima ribuan (Dok.Pri. Siska Artati)
Tantangan nabung pecahan nominal lima ribuan (Dok.Pri. Siska Artati)

Sejak saya bertekad menabung dengan cara ini, suami dan putri saya turut berhati-hati menyimpan uang kembalian. Bahkan saya pernah sempat tarik-menarik duit pecahan sepuluh ribuan sebanyak tiga lembar dan satu lembar pecahan duapuluh ribuan dari tangan suami.

"Lepasin aja, Yah. Mumpung ada nih!" 

"Eh, lumayan ini, lima puluh ribu buat jaga-jaga selama tanding futsal."

"Udah, Ayah pake duit lima puluhan yang ada tuh," ujar saya sembari mengerling isi dompetnya.

Suami mengalah. Aseeeeeek!

Saya tertawa senang mengisi kembali ziplock sesuai pecahan nominal masing-masing. Seru! 

Kalaupun ngiler ingin beli bakso atau bubur ayam yang lewat depan rumah, saya pertahankan uang tersebut tidak keluar dari binder. Lebih baik pakai uang belanja seperti biasa atau uang saya sendiri yang ada di dompet. Nah, kembaliannya langsung sigap masuk binder.

***

Catatan tabungan selama kurang lebih satu bulan (dok.Pri. Siska Artati)
Catatan tabungan selama kurang lebih satu bulan (dok.Pri. Siska Artati)

Karena saya tidak menarget harus mencapai sekian juta dalam sebulan, bagi saya yang terpenting selama sebulan itu saya bisa mengumpulkan berapa, maka saya berniat segera memasukkan tabungan ke rekening bank.

Maka ketika saatnya saya unboxing isi binder dari arsiran bulatan kertas di tiap-tiap nominal pecahan uang rupiah yang ada, terkumpulah sekitar sembilan ratus ribuan sekian puluh ribu rupiah.

Betapa girangnya saya!

Sebulan bisa mendekati hampir satu juta dong!

Bisa jadi bagi orang lain itu biasa saja. Namun itu sangat berarti dan alhamdulillaah banget buat saya!

Saya akui, menabung dengan cara menyimpannya di galon, belum sukses saya lakukan, karena belum bisa rutin mengisi duitnya di wadah tersebut. 

"Beneran ditabung lho ya!" Suami tegas mengingatkan saya. 

Siap, grak! Sendiko dawuh, Kang Mas!

Uang hasil nabung dengan binder keuangan, akhirnya saya setorkan ke bank, untuk menghindari kehilangan atau keinginan sesaat beli jajan.

Dalam benak saya telah terbetik keinginan untuk membeli suatu barang yang saya butuhkan supaya kelak tidak meminta dana lagi dari suami.

Melalui tantangan menabung dengan binder keuangan ini, saya belajar disiplin agar tidak mudah tergoda memuaskan diri dengan membeli sesuatu yang kurang bermanfaat. Apalagi godaan beli cemilan.

Selain itu, saya mendisiplinkan diri menggunakan uang yang khusus saya sisihkan untuk infaq dan sedekah pekanan  dalam binder. Jadi setiap hari tertentu, saya keluarkan beberapa lembat nominal untuk kegiatan pekanan.

Dengan menabung seperti ini, saya belajar untuk menikmati prosesnya, menahan diri untuk tidak membelanjakan barang kecuali memang saya butuhkan. Itu pun dengan diskusi dan izin dari suami.

Bahkan untuk menabung keperluan anak sekolah, piknik keluarga, umrah bareng  ataupun kegiatan lain, saya makin bersemangat melakukannya lagi

Kadang saya membantu penjual bubur ayam keliling ketika membutuhkan uang pecahan nominal kecil dengan menukarkan nominal besar.

Bagi pembaca yang ingin mencapai target menggunakan uang dalam jumlah tertentu seperti ingin memiliki logam mulia, pendaftaran anak sekolah tahun ajaran baru, gawai baru, dan tabungan lainnya, silakan bisa mencoba dengan menantang diri menabung cara ini.

Yuk, sebentar lagi tahun 2025, ada rencana apakah yang ingin anda lakukan dengan dana yang besar?

Semoga berbagi cerita ini bermanfaat untuk pembaca.

Salam sehat dan selalu bahagia

***

Artikel ke-38 2024

#Tulisanke-588
#ArtikelFinancial
#BinderKeuangan
#Nabung
#NulisdiKompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun