Pertanyaan yang menarik dan menjadi pembahasan bagi jomlo elegan dan jomlowati keren yang masing-masing sedang berjuang menjemput jodohnya.
Saya pun pernah mengalami hal yang sama di masa masih lajang, apakah akan terus berkarir atau bersegera menikah, sedangkan waktu itu jodoh yang 'klik' belum hadir.
Teman-teman muda di sebuah Whatsapp Grup yang saya ikuti sering ngobrol tentang jodoh, pernikahan, dan keluarga. Lengkap dengan pendapat, argumen, candaan dan senggolan soal keinginan tentang masa depan bersama pasangan.
Lha kok pagi ini, tak sengaja saya menemukan unggahan cuplikan live tiktok dari sebuah kanal youtube, yang menampilkan Bapak Anies Rasyid Baswedan (Anies) dan Bapak Thomas Trikasih Lembong (Tom) sedang menjawab beberapa pertanyaan dari warganet soal ini.
Nah, pada pertengahan konten, Pak Anies membacakan pertanyaan dari warganet yang kurang lebih intinya: minta wejangan, dong! Lebih baik mapan dulu atau menikah?
Ah, saya pun tertarik untuk menyimak jawaban dari calon pemimpin Indonesia yang tidak hanya terbuka menjawab pertanyaan sesama calon presiden di ajang debat terbuka, tetapi juga dari rakyat yang ditujukan kepadanya.
***
Pak Anies memberikan kesempatan pertama kepada Pak Tom untuk menjawab dan memberikan wejangannya.
Dengan suara yang mantap dan berwibawa, Pak Tom bilang, "Nikah dulu. (Ini) Serius."
Menurut beliau, tidak ada momen yang "sempurna" untuk menikah. Jadi jangan mau dipatok harus punya uang segini dulu, harus mencapai jenjang segini dulu di sebuah perusahaan atau organisasi, ya sebaiknya bila bertemu dengan jodoh yang tepat, maka pekerjaan menjadi mudah.
Pak Anies pun menimpali. Apa itu definisi mapan? Memang kapan mapan akan terjadi? "Kita merasa sudah mapan (menurut ukuran dan versi kita), eh, melihat orang lain yang lebih mapan, kok kita belum mapan juga ya. Nah, bakalan begitu terus, kapan merasa mapannya?"Â
Pak Tom pun membenarkan  apa yang disampaikan Pak Anies.
Selanjutnya Pak Anies yang kini kerap disapa 'Abah' oleh para muda, memberikan wejangan bahwa ketika sudah menemukan pasangan yang menurut kita sudah pas, ya Bismillaah saja.Â
"Mulailah (menikah) hidup bersama dan bangun kemapanan secara bersama-sama. Jadi tidak ada istilah suami perjuangan - istri perjuangan. Suami yang sukses, istri yang sukses. Karena masa perjuangan dan kesuksesan dikerjakan dan dijalankan bersama-sama."
"Benar sekali, dan jauh lebih enteng jika punya pasangan sejiwa yang mau berjuang bersama. Karena membangun keluarga itu adalah feeling yang tiada bandingnya." Timpal Pak Tom menyetujui wejangan Pak Anies.
Namun Pak Tom juga menyarankan bahwa jika belum menemukan jodoh yang tepat, jangan paksakan diri untuk menikah. Tapi patokannya bukan pula pada kemapanan keuangan atau karir.
Sebagai penggagas Indonesia Mengajar, Pak Anies berbagi pengalaman saat memberikan pembekalan kepada relawan yang bersedia mengajar dan ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia. Syarat menjadi relawan saat itu adalah mereka yang belum menikah.Â
Setelah selesai bertugas dan akan kembali ke tempat asal masing-masing, Pak Anies menyampaikan wejangan dan saran berikut.
Bahwa sebaiknya mereka mulai membangun karir dan mencari informasi seluas-luasnya untuk bisa mendapatkan beasiswa pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Namun Pak Anies menegaskan dalam nasehatnya agar para pengajar tersebut memasukkan rencana perjalanan hidupnya sebagai pasangan suami istri. Rencanakan perjalanan hidup sebagai keluarga.
"Jangan sampai kita melakukan sesuatu dalam kehidupan, lalu kehidupan itu berubah karena alasan kita sudah menikah. Seakan menikah itu bukan bagian dari rencana.
Misalnya, karena menikah, (salah satu pasangan) keluar dari pekerjaan atau berubah pekerjaan. Jadikan pernikahan itu untuk memudahkan hidup bukan untuk menyulitkan. Semuanya dimulai dari perencanaan. Maka rancanglah kehidupan masa depan dengan satuan keluarga.
Menegaskan apa yang telah disampaikan oleh Pak Tom dalam menjawab pertanyaan warganet, Pak Anies setuju dengan pendapat sahabatnya tersebut.
Menikah dulu, baru bangun (kemapanan) bersama-sama, sehingga nanti, in syaa Allaah, keberhasilannya adalah keberhasilan bersama, kebahagiaannya adalah kebahagiaan bersama. Dan, in syaa Allaah berkah."
Aamiin.
Nah, bagaimana dengan para muda yang saat ini sedang berjuang menjemput jodohnya? Pilih yang mana nih?Â
Semoga di tahun 2024, bisa segera menentukan calon pasangan hidup ya. Aamiin
***
Sebuah renungan pagi tentang jodoh, teringat masa-masa menjalani kehidupan sebagai jomlowati keren hingga akhirnya menemukan jodoh yang tepat.Â
Bismillah, jalanin dengan niat baik, bahagia itu kita yang menciptakan. Berkah hidup, sukses usaha dan libatkan doa kepada Yang Maha Kuasa di setiap langkah.Â
Doa terbaik untuk seluruh keluarga pembaca, agar senantia langgeng kehidupan rumah tangga, saling mendukung dan menghargai pasangan. aamiin.
***
Artikel 2 - 2024
#Tulisanke-552
#ArtikelLove
#ArtikelCinta
#WejanganUntukJomlo
#MenikahatauMapanDulu
#NulisdiKompasiana
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI