Apalagi ketika Kompasiana memberikan kepercayaan untuk menulis bekerjasama dengan pihak ketiga, adalah amanah yang mesti saya tunaikan sebaik-baiknya. Melatih diri saya untuk mau membaca referensi dan menuangkan gagasan berupa tulisan yang awalnya bisa bersumber dari bahasa tutur.
Kenangan saya di tahun kedua, adalah terwujudnya doa-doa bisa bertemu dengan para Kompasianet melalui kopi darat alias temu muka langsung dengan Pak Tjiptadinata Effendi dan Bu Roselina Effendi di Kota Tepian Mahakam. Para kompasianer yang tinggal di Kalimantan Timur menyempatkan waktu untuk hadir ceria bersama.
Itu kesempatan langka, lho! Kapan lagi bisa ketemuan dengan mereka? Sejak pertemuan itu, kami belum saling jumpa lagi. Kisah lengkapnya ada juga di artikel yang saya unggah.
***
Kini telah memasuki tahun ketiga di Kompasiana yang telah berumur lima belas tahun, saya masih punya cerita.
Iya sih, saya mah belum ada apa-apanya dibandingkan para kompasianer lain yang lebih mahir dalam menyajikan artikel-artikelnya. Lebih spesifik, unik dan menarik. Aku ra po-po dibanding-bandingke, tapi ojo disaing-saingke, yo. Niatku nulis ora meh saingan karo sopo-sopo, lurs.
Secara kuantitas, saya belum mengahsilkan tulisan sebanyak kompasianer aktif yang bisa menggunggah satu atau dua tulisan per hari. Pun secara kualitas, masih jauh dengan para senior yang mumpuni.
Meski sudah ada WAG yang saya ikuti bersama kawan-kawan kompasianer, Kompasiana menyediakan temu komunitas yang membantu saya untuk lebih intens berinteraksi dengan komunitas yang sefrekuensi dalam kegemaran berliterasi.
Bersama temu komunitas, informasi kegiatan lomba menulis atau pertemuan secara online dan offline, bisa segera kita dapatkan. Seperti mengikuti temu online via zoom bersama para Komunitas Pendidik. Pula mengikuti materi pembuka cerpen yang menarik bersama Komunitas Pulpen.
Catatan manis yang bakal saya kenang di tahun ketiga berkompasiana adalah saya mendapatkan kesempatan mengikuti Sayembara Cerpen garapan Komunitas Pulpen dan mendapat apresiasi sebagai satu dari lima cerpen terbaik di sayembara ke-8.