***
Pada putaran kedua berjalan kaki mengitari area GOR, saya beberapa kali berhenti sejenak sekedar mengambil foto-foto yang menarik minat. Betapa tidak?
Aroma masakan menguar dari lapak-lapak masakan di sepanjang track peolahraga yang sedang melakukan jalan sehat. Aneka soto, sate, bakso, mpek-mpek, bakmi kuah dan goreng, dan cemilan lainnya yang sedang dibakar, direbus, digoreng, dipanggang dan teknik masak lainnya, sangat menggoda selera.
Saya pun menyempatkan diri membeli segelas es tebu orange dan sebungkus pentol telur yang lapaknya persis berjejeran. Tersenyum dengan nostalgia yang sejenak berlabuh di benak saya ketika menanti si penjual mwnyiapkan pesanan.
Semasa kecil sebagai 'anak tebu', dahulu saya menikmati manisnya tebu yang Bapak bawakan dari pabrik gula karena berdinas di sana. Atau ketika para pekerja mengangkut tebu-tebu ke atas truk, kami semasa kanak sering diberi masing-masing satu atau dua batang. Setelah dikuliti dan dipotong kecil-kecil, kami akan mengunyah dan menyesapnya.
Namun kini, dengan alat pemeras tebu, saya tinggal meminum air sarinya dengan sedikit es batu. Dinginnya menyegarkan.
***
Saat kembali ke titik kumpul komunitas PAZ, di seberang jalan area peolahraga, ada penyanyi tunggal membawakan lagu-lagu shalawat.