Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Pentingnya Edukasi Kewaspadaan Penipuan Bagi Nasabah Bank

15 Agustus 2023   09:23 Diperbarui: 15 Agustus 2023   10:49 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: https://aceh.tribunnews.com

Selasa pekan lalu, usai menghadiri kajian, saya berniat mampir ke bank. Kebetulan jaraknya dekat saja dari rumah dan terlihat antrian di bagian layanan nasabah tidak begitu banyak. Saya mendapat antrian nomer 3 dan tertera pukul 11.03 Wita pada kertas yang tercetak.

Tujuan saya datang ke bank, yang mana merupakan tempat pertama saya membuka rekening  beberapa tahun silam, karena kartu ATM hampir kadaluarsa sehingga perlu diganti. Juga selama masa pandemi hingga selasa pekan lalu, saya tidak melakukan cetak transaksi di buku rekening. Sekalian berniat mengurus perubahan perangkat untuk keperluan mobile banking.

Selama ini, saya merasa nyaman dengan adanya notifikasi melalui SMS atau E-mail sebagai laporan transaksi. Pernah mau mengurus perubahan perangkat mobile banking, namun ternyata gawai saya semasa itu belum sesuai spesifikasi yang dipersyaratkan.  

Karena sekarang sudah memiliki perangkat dengan android yang sesuai persyaratan, maka saya sekalian saja mengurusnya melalui layanan nasabah (customer service)

***

Tak menunggu lama, nomer antrian saya dipanggil. Petugas layanan nasabah hanya ada 1 orang saja di hari itu. Beiau memperkenalkan diri, Rizal namanya.

Saya sampaikan maksud dan tujuan untuk mendapatkan layanan dari bank berkenaan tiga hal di atas.

Meski beliau mengenakan masker, saya tetap bisa merasakan senyum dan nada ramah dari suaranya selama proses pelayanan.

Alhamdulillah, untuk buku tabungan tidak perlu adanya pergantian, karena masih ada lembar terakhir di buku tersebut untuk mencetak transaksi yang ada. Namun sehubungan hampir tidak mencetak selama kurun waktu kurang lebih 4 tahun, maka cetak transaksinya digabungan (semacam Gabungan Transaksi Umum) dan tambahan 7 transaksi terakhir yang saya lakukan.

Selanjutnya untuk pergantian kartu ATM, beliau mengajukan formulir yang harus saya isi dengan data seperlunya, juga beliau meminjam KTP untuk difotocopy, serta mencocokkan data lama dengan data terkini yang saya miliki.

Saya memiliki nomer telepon yang khusus digunakan untuk urusan perbankan, sehingga ketika PIN baru dikirimkan dari sistem, masuknya ke nomer telepon di perangkat gawai yang tidak saya bawa saat itu. 

"Tidak harus diganti hari ini juga, Bu. Kode OTP yang kami kirimkan dalam bentuk PIN Baru, berlaku seterusnya. Namun sebaiknya segera ibu ganti PIN nya di mesin ATM ya." Mas Rizal menjelaskan dengan baik, membuat saya nyaman dan tenang.

Dalam waktu kurang dari 15 menit, kartu ATM yang baru sudah aman berada dalam genggaman saya.

***

Sekira pukul 11.30 WITA dua urusan soal buku tabungan dan Kartu ATM baru sudah selesai. Beralih mengurus mobile banking.

Saya mengunduh aplikasinya, apa yang terjadi?

Hampir setengah jam unduhan belum sukses, baru mencapai 60%. Entah mengapa, kondisi signal di gawai tidak stabil. Padahal beberapa jam sebelumnya, keadaan signal normal saja.

"Ibu bisa saja mengunduh saat di rumah, lalu ikuti prosedurnya yang ada di dalam aplikasi, Bu," Mas Rizal memberikan saran agar saya tidak menunggu terlalu lama di bank. Saya menolak dengan halus dan meminta izin menunggu saja sampai aplikasi terunduh sempurna.

Saya bahkan mempersilakan nasabah lain untuk memdapatkan layanan terlebih dahulu. Saya pindah bangku di antrian biasa sembari menunggu suksesnya unduhan. Namun ternyata masih tertahan juga.

Saya pamit sebentar ke luar bank untuk membeli minuman sekaligus mencoba mendapatkan signal di luar ruangan. Dan ternyata benar! Baru keluar beberapa saat, tetiba signal bersahabat. Ikon pada aplikasi menunjukkan terunduh 100% dan siap klik install. 

Tapi apa yang terjadi kemudian?

Aplikasi meminta mengunduh ulang karena unduhan pertama gagal, sehingga dimulai dari 0% lagi. Waduh.

Segera saya kembali bertemu dengan Mas Rizal, untungnya nasabah lain sudah selesai urusan, sehingga saya bisa kembali berkonsultasi dengan beliau.

"Izin pinjam HP-nya, Bu. Mari pake WiFi saya saja." Dengan gesit Mas Rizal.memandu pengunduhan ulang dengan berbagi signal melalui gawainya. Dan, ting! Tak kurang dalam 1 menit, aplikasi mobile banking terunduh!

"Tau gitu, Mas... Dah dari tadi deh minta bantuan njenengan," ujar saya sembari tertawa bersama. Untunglah jam.operasioanl bank masih berlanjut meski sudah menunjukkan pukul 12.00 WITA.

Dengan seluruh panduan dari Mas Rizal, saya mengurus perubahan perangkat lama ke gawai baru. Sependek ingatan saya, ada tiga kali masuk kode OTP melalui SMS maupun e-mail, berkaitan dengan pendaftaran nomer telepon, pembuatan username dan password, serta pengaktifan mobile banking terkoneksi ke sistem.

Selama memandu, Mas Rizal menyebutkan kode OTP yang harus saya masukkan pada gawai. Beliau juga turut membantu ketika saya mendapatkan notif berupa tautan yang harus dibuka. Beliau melakukannya di depan saya dengan cekatan menggunakan HP saya dan juga koneksi melalui komputer. 

"Terima kasih ya, Mas sudah membantu proses pengunduhan dari awal hingga akhir. Jujur, saya khawatir penipuan kalau ada kode OTP jika saya lakukan pengunduhan di rumah. Jadi, mending saya konsultasi begini dan mendapat panduan langsung dari petugas CS."

"Ya, Bu. Tidak apa-apa. Dengan senang hati kami melayani Ibu sebagai nasabah kami. Sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan berkenaan dengan kode OTP. Mohon izin menjelaskan ya, Bu."

Menurut Mas Rizal, kode OTP dikirimkan oleh sistem di saat nasabah mendapatkan layanan langsung di counter berkenaan dengan adanya perubahan data, pergantian Kartu ATM dan layanan lainnya yang sekiranya membutuhkan cek ulang dan sinkron data nasabah.

Kode OTP yang disebutkan oleh petugas untuk dimasukkan oleh nasabah ke dalam urusan perbankan atau sebaliknya, itu tidak apa-apa saling menyebutkan kode. Karena hal tersebut merupakan prosedur atau proses menyelesaikan permasalahn nasabah.

Bisa juga, kode OTP hadir melalui notifikasi SMS pada gawai nasabah, apabila yang bersangkutan melakukan perubahan seperti username, password dan lain-lain melalui aplikasi mobile banking-nya, tanpa harus melakukan telepon langsung dengan petugas layanan.

"Jadi ibu tidak usah khawatir. Pastikan bahwa kode OTP tersebut tidak diberitahukan kepada orang lain yang tidak ada urusannya dengan rekening Ibu. Kecuali seperti tanya jawab kita ini, karena saya sebagai petugas melayani ibu sebagai nasabah. Itu aman saja saling menyebutkan kode OTP." 

"Nah, yang menjadi kunci kewaspadaan adalah nasabah yang kurang teliti dalam membaca info notifikasi yang diterimanya. Sudah disebutkan di awal pemberitahuan untuk waspada terhadap penipuan, jangan pindahkan link ke HP lain, jadi harus dilakukan dari HP kita sendiri. Jangan pula menyebarkan link tersebut untuk proses kebutuhan perbankan Ibu. Notifikasi berupa tautan atau kode OTP, hanya berlaku 5 menit saja. Sehingga sebaiknya segera diproses oleh nasabah sendiri sebelum waktunya habis."

Mas Rizal dengan ramah dan ringan hati menjawab pertanyaan dari saya seputar layanan perbankan lainnya. Jadi, abaikan saja jika ada notif OTP yang masuk, padahal kita tidak melakukan perubahan apapun pada rekening kita, baik melalui CS maupun mobile banking. 

Tak terasa adzan Zuhur berkumandang dari gawai saya.

Sebelum berpamitan, sekali lagi saya mengucapkan terima kasih kepada Mas Rizal. Beliau berpesan agar saya turut membantu menyampaikan informasi ini kepada kawan-kawan lain atau masyarakat sekitar. Saya pun mohon izin kelak edukasi ini akan saya tulis menjadi artikel di akun Kompasiana. Beliau pun menyambut baik niat ini.

Setiba di rumah, saya buka gawai jadul dan menemukan SMS berupa notifikasi PIN BARU dari bank. Dua hari.kemudian saya melakukan perubahan PIN sesuai petunjuk dari Mas Rizal. Kerik PIN Baru pemberian dari bank, baru kemudian klik menu GANTI PIN, lalu saya mengubahnya sesuai PIN yang diinginkan. Selesai. Struk pergantian PIN keluar dari mesin. Kartu ATM sukses bisa digunakan.

Semoga berbagi pengalaman ini bermanfaat untuk para pembaca.

Salam sehat dan selalu ingat bahagia

***

Artikel 74 -2023

#Tulisanke-519
#ArtikelFinancial
#WaspadaPenipuam
#EdukasiLayananNasabahBank
#NulisdiKompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun