Perkenalkan, namanya Aryo Panembahan Notowijoyo, anak pertama dari dua bersaudara. Lahir dalam usia kandungan 8 bulan dan mendapatkan penanganan khusus dari dokter dan pihak rumah sakit hampir kurang lebih enam bulan. Hal ini dikarenakan kondisi dirinya yang perlu penanganan khusus.
Sekira usia tiga setengah tahun, Aryo mengikuti terapi setiap hari di Pelita Bunda Education Center, mulai pada Januari 2011. Mamanya dengan setia mendampingi sang putra, terkadang bergantian dengan salah satu anggota keluarganya, sehubungan di masa itu ia juga bekerja penuh waktu di sebuah perusahaan swasta.
Terapi yang dijalani bersama para mems adalah terapi gerak dan terapi okupasi.
"Terapinya setiap hari, awalnya durasi 1,5 jam. Setelah Aryo masuk PAUD durasinya jadi 1 jam saja karena sudah sekolah PAUD selama 3 jam," demikian sahabat saya mulai mengawali obrolan saat saya mengajukan pertanyaan tentang Aryo.
Terapi terus dilakukan tanpa putus. Mama Aryo juga menerapkan diet khusus untuk putranya agar asupan makanan tidak memicu hal-hal yang tidak diinginkan dalam tumbuh kembang kesehatan dan mentalnya.Â
Saya pun menyaksikan, betapa sejak bayi hingga usia kini jelang 16 tahun, Aryo sangat disiplin soal makanan yang pantang dikonsumsi dalam pengawasan orang tua. Terkadang saya harus bertanya dan minta izin untuk boleh tidaknya saya memberi kue atau minuman tertentu. Kalaupun kami menawarkan makanan, Aryo memandang mamanya seakan memberi kode apakah ia boleh mencicipi atau tidak.
Jika mendapat izin, ia mencicipi sekedarnya. Jika pun tidak, dengan kalem dia menjawab dengan santun bahwa dirinya tidak boleh makan, lebih baik kue yang lain saja. Sungguh kuat kedisiplinan yang Aryo terapkan pada dirinya karena didikan dan arahan dari orang tua.
Tak hanya itu, sikap santun dan membantu hal-hal ringan pada lingkungan sekitar, tak membuatnya sungkan atau canggung melakukannya.
Pada acara lepas kenang hari Sabtu lalu, Aryo menyelipkan rasa haru dan bangga di hati saya. Duduk bersebelahan dengan mamanya, kami berdua menyimak seksama bacaan doa yang dibawakan oleh Aryo.
Suaranya jernih, mantap, tiada rasa gugup. Ia bacakan kalimat demi kalimat dengan suara tenang. Artikulasinya jelas, pelan-pelan agar tidak terburu-buru membaca, Â pembawaannya pun yang kalem di atas panggung.
Saat ia membaca Al-Qur'an Surah Thaahaa (surah ke-20) ayat 1-14, saya menyimak bacaannya dari jauh. Dengan membuka aplikasi Qur'an Indonesia dari gawai, saya mendengarkan bacaannya dan menyimak ayat-ayatnya, Aryo membacakan dengan tartil. Artinya, ia membaca dengan lantunan sesuai panjang-pendek bacaan ayat dan makharajul huruf dengan benar. Linang air mata menghiasi wajah kami. Terharu.