Dalam ayat tersebut, Allah Swt mengatakan yang artinya 'agar kamu bertakwa', adalah ditujukan secara personal kepada diri kita masing-masing. Allah Swt menyiapkan puasa Ramadan dan dipanggilkan perintah ini tanpa kecuali, bertujuan untuk membentuk karakteristik ketakwaan personal bagi individu muslim.
Kedua, Ramadan disiapkan oleh Allah Swt adalah untuk membentuk ketakwaan sosial. Bukan hanya untuk membentuk kepribadian baik pada diri manusia sendiri, tetapi juga membentuk karakter aura kebaikan optimal -- menurut Al-Qur'an, yang ditebarkan ke lingkungan sekitarnya.
Puasa yang Allah wajibkan di bulan Ramadan, desainnya tidaklah biasa. Karena puasa di bulan ini secara bersamaan melatih kita untuk optimal beriteraksi dan memaksimalkan karakter sosial seseorang. Sehingga pencapaian akhirnya bukan saja behubungan baik dengan Allah Swt saja, melainkan hubungan pribadi kita dengan sesama.
Hal ini disampaikan oleh Allah Swt melalui ayat 187 di surah yang sama
Ketiga, membentuk karakteristik manusia yang bersyukur kepada Allah Swt.
Bersyukur bahwa melalui tempaan Ramadan selama 29 atau 30 hari, dengan segala altivitas seperti bersedekah, bertilawah, salat berjamaah, berbuka puaaa bersama dengan anak yatim, bahkan berbagi bersama umat lain, maka Allah turunkan dan berikan rasa ketenangan dalam diri kita.
Rasa ketenangan ini muncul karena Ramadan menempa karaktek manusia menjadi pribadi yang lebih baik. Ramadan melatih kita untuk salat, mengaji, berbagi, dan amal ibdah lainnya, in syaa Allah akan mengubah pribadi yang lebih mendekat kepada Allah Swt.
Tanda-tanda Allah mengubah seseorang menjadi lebih baik, salah satunya adalah menyematkan ketenangan di hati. Karena ketenangan adalah kunci dari perjalanan kehidupan. Setelah tenang, baru kemudian dipasang oleh Allah, apakah seseorang itu ingin ilmu, harta, atau kedudukan, baru kemduian diarahkan sesuai oetunjuk-Nya.
Apabila kita merasakan ketenangan usai salat, mengaji Al-Qur'an, atau melakukan kebaikan di jalan Allah, maka itulah tanda dari-Nya agar kita menajdi pribadi yang lebih baik.
Begitupun dengan Ramadan. Ketika Allah Swt hendak mwnurunkan hidayah kepada seorang hamba, yang pertama adalah memberikan ketenangan pada hati. Kedua adalah lebih nikmat dalam beribadah dan merasakan kualitas dalam beribadah. Ada kecenderungan ingin menambah amal salih, rindu dengan tarawih padahal ramadan hampir berakhir.