Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bak Kemarau Merindu Hujan

30 Januari 2023   16:04 Diperbarui: 30 Januari 2023   17:03 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: https://www.dalmacijadanas.hr/

Masih kudekap tangis, agar dia tidak menitis
Masih kuredam luka, agar dia tidak bergema
Diam kusimpan di palung samudra
Dan tetaplah rapi menjadi rahasia
Hingga mata teduh datang menyapa

Mata teduh hanya khayalan sehari-hari
Bila malam takut terlelap lirik tajam kan datang lagi
Segala gerak ciutkan nyali
Ungkapan cinta jauh panggang dari api

Sebait rindu melukiskan aksara
Padamu wahai sang pencuri hati
Kunanti cinta dari muara kasihNya
Bersua dalam ikatan halal nanti

Bersua dalam ikatan halal
Sejatinya itu harapan setiap insan
Yang ingin memadu kisah kasih setia di hadapan Tuhan
Namun kiranya dimana engkau gerangan
hingga kini aku masih dalam penantian

Lelah hati tuk menanti hadirmu
Sekian lama harap ini menggebu
Kini kau telah pergi berlalu
Janji yang kita ukir tumpaslah semu
Kupendam bayang nan kenang selalu di pelupuk kalbu
Tegar panjatkan pinta agar lekas bertemu

Pertemuan itu sangat kurindu
Walau dalam tujuh purnama
Duhai pujaan hatiku, ku sangat rindu
Janganlah pupuskan harap dan cintaku
Dalam satu bait doaku
Jadikan itu semua pasti dalam takdir
Untuk bersama hingga senja tiba

Senja sudah menyapa
Dalam hati risau bertapa
Kukira dia yang kucinta
Ternyata takdir tak kuasa
Kutunggu cinta kembali dalam asa
Cinta kepadamu Sang Maha Kuasa

Sesungguhnya cinta tak harus ditunggu
Karena cinta datangnya tiba-tiba
Dalam dekapan rindu yang menggebu
Menghampiri rasa gejolak di dada

Baca juga: Bak Pujangga

Rasa gejolak yang seperti ombak bergulung
Menggedor dada yang semula beku
Kini menghadirkan kuntum menguncup
Semoga akan mekar memenuhi relung

Cinta mekar memenuhi relung
Sebab rasaku tak bertepuk sebelah tangan
Menanti restu semesta tercipta
Hingga Aku dan kamu menjadi kita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun