Setiap hari Selasa pagi adalah aktivitas rutin saya mengikuti kajian pekanan dalam kelompok kecil kami yang beranggotakan 11 bunda dalam bimbingan seorang murrabi.
Murabbi dalam Islam adalah sebutan bagi seseorang yang membawa maksud luas, melebihi tingkat mu`allim. Konsep Murabbi mengacu kepada pendidik yang tidak hanya mengajarkan sesuatu ilmu, tetapi dalam waktu yang sama mencoba mendidik rohani, jasmani, fisik, dan mental anak didiknya untuk menghayati dan mengamalkan ilmu yang telah dipelajari.
Alhamdulillaah kebersamaan kami dalam aktivitas ini telah berjalan hampir 8 tahun. Hal ini membentuk ikatan silaturahim yang kuat di antara anggota dan murabbi, sehingga hal apapun yang sekiranya bisa diceritakan dalam lingkup pertemuan kami, menjadi bahan diskusi dan renungan mempelajari ilmu agama.
Sebagaimana hari kemarin, saya dan anggota kajian kelompok, berkesempatan untuk bersilaturahim ke rumah salah satu sahabat yang sudah hampir dua bulan ini belum bisa hadir kajian, karena merawat ibunya yang sedang kurang sehat.
Selain karena sudah sepuh dan membutuhkan perawatan, sahabat saya juga mendampingi beliau untuk terapi di rumah sakit sesuai jadwal yaitu tiga kali dalam sepekan. Untuk sementara waktu, sahabat saya ini tidak bisa menghadiri kajian karena bertepatan dengan jadwal terapi sang ibunda.
***
Sesuai dengan jadwal yang telah disepakati, kami pun berkunjung ke rumah sahabat, saya memanggilnya Mbak Vin.
Beliau menyediakan hidangan sederhana tapi membuat kami kangen, bihun ala Samarinda dan bakwan sayur, lengkap dengan sambal merahnya. Diantara kami juga ada yang membawa buah tangan berupa kudapan, seperti risol, bihun dan pie coklat.
Sembari menunggu murrabi datang, kami berbincang melepas kangen setelah sekian lama tidak berjumpa. Kami berkumpul di ruang tengah, melingkar di atas karpet, sedangkan ibunda Mbak Vin berada di dalam kamar dengan pintu terbuka yang mengarah ke ruang tengah, sehingga bisa sedikit banyak mendengar obrolan kami.