Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berkah yang Tak Pernah Salah

25 Oktober 2022   07:10 Diperbarui: 25 Oktober 2022   07:18 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam memeluk sunyi
Perlahan menghantarkan alunan nada
Berbisik angin mengajak dedaunan menari
Tuk memecah dingin di dini hari
Gerimis menyapa mahkota pohon, meluncurkan curahan air segar dari langit hingga ke akar
Mengalirkan butiran-butiran makna dari Sang Pencipta, Pemilik Alam Semesta

Sang pencipta curahkan rahmat-Nya bertebaran bagai mutiara
Berjuta kesejukan yang nyata
memeluk raga di pembaringan penuh cela  
Gapai ampunan  tiada tara sepanjang masa
Semesta bersuka cita bersama angin menari riang ria
Asa melambung ke angkasa sampai nirwana

Asa melambungkan ke angkasa sampai nirwana
Derai titik basahi kerontang fana
Sejuk menyapa tawarkan kedamaian
Merekah senyum diantara riuh keramaian
Lara bergulir di ujung senja pun luruh
Berkah hujan bawa suka, susut semua peluh

Cakrawala berselimut mega
Bayu menghembus mengajak helai daun menari
Alunannya mengirim dingin yang menyusup hingga relung jiwa
Perlahan gemericik air langit mulai jatuh
Tertunduk sukma memuji keagungan-Nya
Menadah tangan dan terpanjat doa terimakasih atas limpah berkah disetiap rinai yang Kau turunkan

Berharap rintik hujan mengguyur tanah kering selama semusim
Akan tiba hari pucuk benih tumbuh mengiringi
Air hujan-Mu adalah berkah yang tak pernah salah
Ia sumber kehidupan untuk semua makhluk

Air-Mu memberi setitik kehidupan bagi bumi yang mulai meranggas
Harapan baru pun perlahan tumbuh
Senyum terukir memandang rinai turun
Terselip doa pada setiap tetes yang jatuh
Memberi keberkahan 'tuk semua makhluk

Senyum rekah itu seperti senja
Hadir dalam sejuta rasa, karsa, dan puja
Terlalu dini, jiwa tak kuasa mengeja makna
Nun, titik demi titiknya buncah memecah rangkai sunyi di bibir malam
Andai gemericik menjelma kidung dan menyibak kabut temaram
Niscaya cinta mencair dalam beku jurang tercuram

Hujan adalah rahmat
Membawa arti cinta Sang Pencipta
Memberi dan mengasihi untuk umat
Karena hujan membawa berkat dan untuk makhluk seluruh alam semesta

Rumah Pena Alegori, Senin, 24 Oktober 2022

***

#PuisiKolaborasi hasil karya dari Komunitas Rumah Pena Alegori (para alumni kelas puisi) dengan tena Hujan yang senantiasa membawa berkah, bersama Siska Artati, Titi Ariswati, Rani Iriani Safari, Yayu Rahayu, Popytasari Dwiasih Purnomo, Vanie, Ikriima Gh, dan Kang Thohir

***

Artikel 127 - 2022

#Tulisanke-427
#PuisiKolaborasi
#PuisiBersambung
#TemaHujanyang senantiasamembawaberkah
#KomunitasRumahPenaAlegori
#NulisdiKompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun