Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mama, Aku Ingin Bercerita

9 Oktober 2022   07:05 Diperbarui: 9 Oktober 2022   07:15 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mama, aku ingin bercerita, tentang hujan pagi yang mengguyur sedari dini hari. Dingin terasa sejak semalam saat aku beranjak ke peraduan. Rindu berkelung selimut bersama tubuhmu yang hangat. Rindu dengan pelukan Mama yang takpernah absen mencium keningku.

Mama, hujan selalu mengingatkanku tentangmu. Sepanjang musim, memoriku atas kebersamaan kita, selalu menari dalam keranjang benakku.

Kala kanak aku mandi hujan, meski kau melarangku sedemikian rupa, tetap saja aki nekat bermain riang menikmati guyurannya dengan tawa terbahak. Meski beberapa hari kemudian aku jatuh sakit, sentuhan tanganmu yang hangat membalur ramuan penghangat tubuh, sangat kurindu. Hangat, penuh kasih sayang.

Baca juga: Aku Kangen Ibu

Mama, saat rindu ini kutuliskan untukmu, hujan sedang menyapa halaman rumah kita. Suara rintik beradu gemericik aliran di kali kecil belakang rumah, yang nantinya akan bermuara pada persawahan di balik desa. Suara yang sering kita nikmati bersama. Apakah kau juga merindukannya?

Kau bilang, hujan datang karena rindu pada tanah. Bagai jiwa yang kering, ia sapukan seluruh jagat maya dengan basuhan yang menyejukkan. Seperti halnya kasih sayang seorang ibu. Bagai air yang mengalir sepanjang musim, tak kan pernah kering menyelimuti jiwa anak-anaknya.

Aku merindukan itu, Ma. Sangat rindu. Berapa puluh tahun kita takjumpa lagi, Ma?

Baca juga: Jangan Kau Tunggu

Mama, aku ingin bercerita, kini aku tak lagi seorang kanak yang selalu dalam pelukanmu. Aku telah terbang bersama belahan jiwaku, dengan setia menggenggam doa darimu yang menginginkan jodoh terbaik.

Aku ingim seperti Mama, selalu ada dengan guyuran kasih sayang untuk anak tercinta. Andai Mama bersamaku saat ini, si Gadis Cantik akan merasakan kelengkapan kasih sayang bersama Neneknya yang ayu rupawan.

Ya, cucu Mama seorang perempuan yang sedang meremaja. Garis wajah ayunya sangat khas dengamu. Setiap kali aku memandangnya, setiap kali pula bayang wajahmu merona di sana. Dan aku selalu berkisah tentang Mama, agar ia tahu, betapa Neneknya pun merindukannya.

Ia bertanya, dimana Nenek? Nenek ada dalam jiwamu, itu jawabku. Karena kasih sayang nenek mengalir dalam jiwanya. Juga jiwaku. Kan terus mengalir hingga keturunan tak berbatas generasi.

Mama, hujan diluar sana masih menemani. Sejuk terasa dari balik tirai jendela. Patutkah aku menanti hentinya? Sedangkan hadirnya memberiku kenangan manis bersamamu?

Kita pernah sepayung berdua menerobos derasnya hujan saat melewati jalan kampung. Pelukanmu yang erat melindungiku dari suara gemuruh, menyalurkan kenyamanan agar kutak risau dengan petir bertalu-talu.

Suguhan secangkir coklat hangat dan biskuit mengusir dingin menjalar raga setiba kita di rumah. Tak peduli rambut dan baju yang sempat basah, kau seduh dan siapkan untukku, lagi-lagi karena kasih sayang.

Mama, kapan kita kan bersua?

Kupandang langit yang masih bergelanyut mendung, kubisikkan doa untuk Mama. Titip pula rinduku untuk Papa ya, Ma. Aku percaya, Mama dan Papa bahagia sehidup sesurga. Aku yakin, kita kelak berkumpul bersama dalam kasih sayang-Nya.

***

Artikel 120 - 2022

#Tulisanke420
#CerpenSiskaArtati
#MamaAkuInginBercerita
#NulisdiKompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun