Mama, hujan diluar sana masih menemani. Sejuk terasa dari balik tirai jendela. Patutkah aku menanti hentinya? Sedangkan hadirnya memberiku kenangan manis bersamamu?
Kita pernah sepayung berdua menerobos derasnya hujan saat melewati jalan kampung. Pelukanmu yang erat melindungiku dari suara gemuruh, menyalurkan kenyamanan agar kutak risau dengan petir bertalu-talu.
Suguhan secangkir coklat hangat dan biskuit mengusir dingin menjalar raga setiba kita di rumah. Tak peduli rambut dan baju yang sempat basah, kau seduh dan siapkan untukku, lagi-lagi karena kasih sayang.
Mama, kapan kita kan bersua?
Kupandang langit yang masih bergelanyut mendung, kubisikkan doa untuk Mama. Titip pula rinduku untuk Papa ya, Ma. Aku percaya, Mama dan Papa bahagia sehidup sesurga. Aku yakin, kita kelak berkumpul bersama dalam kasih sayang-Nya.
***
Artikel 120 - 2022
#Tulisanke420
#CerpenSiskaArtati
#MamaAkuInginBercerita
#NulisdiKompasiana