Ketiga contoh dari masing-masing kategori selengkapnya bisa pembaca simak di laman Wikipedia tersebut di atas. Seperti pertunjukan Emha Ainun Najib bersama tim Kyai Kanjeng. Ebit G.Ade dan Bimbo yang melagukan puisi-puisi karya sendiri maupun penyair terkenal lainnya. Serta seniman ternama yang melakukan pertunjukan musikalisasi puisi.
***
Lomba musikalisasi puisi yang diadakan dalam gelaran Granada Festival 2.2 tahun ini mengambil tema Bumi dan Alam. Tema ini diambil panitia dalam rangka mengenalkan rasa cinta dan peduli dengan bumi dan selalu menjaga keindahannya.
Para peserta membawakan dan membacakan puisi sesuai interpretasi mereka masing-masing pada karya seni ini. Ada yang membawakan karya penyair ternama dan ada pula yang membacakan hasil karya sendiri.
Ada yang tampil secara perorangan dan ada yang bersama tim, yaitu satu memainkan alat musik dan satu lagi sebagai pembaca puisi. Bagi yang tampil perseorangan, mereka membacakan puisi dengan diiringi musik latar yang diputar dari music player.
Inilah 6 unsur penilaian yang menjadi perhatian juri saat lomba musikalisasi berlangsung, sesuai dengan kesepakatan panitia.
Pertama,  Kesesuaian tema dengan isi puisi. Sehubungan tema yang diusung adalah tentang bumi dan alam, maka peserta diharapkan memilih dan membacakan puisinya sesuai tema yang telah ditentukan. Isi puisi yang disampaikan harus sesuai dengan tema.Â
Kedua, Artikulasi. Dalam membaca puisi, kata per kata, kalimat demi kalimat harus diucapkan dengan jelas dan sesuai teks yang dibacanya, sehingga terdengar baik oleh para penonton dan dewan juri. Ketika melafalkan dengan intonasi rendah maupun ringgi, pelafalan ini tetap stabil dan jelas.
Disinilah perlu jeda dan pengolahan nafas yang baik dari peserta ketika membacakan puisi agar terasa pas tanpa kesan terburu-buru.
Begitu pula saat puisi dibawakan dengan menggunakan nada dan irama, artikulasi ini pun harus jelas dan tidak fals atau terdengar sunbang.