Cemburu pada burung? Lha iyes, laaaaah! Belum tentu suami mau bercengkrama lama-lama dengan saya, mending nonton pertandingam bola di layar televisi. Giliran kecapekan, baru deh butuh jemari saya yang lincah untuk memijat badannya. Uhuy!Â
Saat seperti itu, barulah saya bisa bercengkrama diringi dengan curhat manja, supaya beliau membiayai hobi saya, beli buku!
***
Di suatu masa dalam perjalanan pernikahan kami, suami hobi berkendara vespa. Bahkan punya sahabat yang berkomunitas dengan para traveler pengguna vespa.
Sependek ingatan saya, beliau pernah membeli kendaraan ini, meski sudah memiliki kendaarn roda dua lainnya. Saya sempat protes dan mengajukan alasan, agar suami tidak perlu membelinya, entah baru ataupun bekas.
Secara logika, kami sudah punya kendaraan roda dua, ngapain sih harus nambah beli vespa? Wong saya gak bisa berkendara juga selian diantar jemput oleh beliau atau ART.
Lagian, biayanya kan bisa disalurkan buat tabungan atau beli baju baru buat saya, gitu.
Tapi begitulah, nek lagi gandrung, kebeli juga tuh vespanya. Saya toh sudah memberikan alasan logis, meski tak masuk di rasa klangenan suami, toh.
Pada akhirnya, vespa yang hanya digunakan sesekali saja, perawatan dengan biaya yang besar, tak kurang dari dua tahun kemudian terjual ke kawan sesama komunitas pencinta vespa. Alhamdulillah, saya malah lega. Biaya bisa dipake buat kuliah lagi.
Nah, kan! Apa kata istri, gak ada salahnya manut gitu, lho dengan saran, syarat dan ketentuan dari belahan jiwa.