Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mewujudkan Pinta dari Hati Merdeka

23 Agustus 2022   06:32 Diperbarui: 23 Agustus 2022   07:51 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Berbagai ujian terlewati sudah
Berulang kali terluka sebab patah
Hanya saja dunia seakan tak pernah lelah
Terus menghujani diri dengan musibah
Bagaimana bila nanti hati ini lelah?
Lantas memasung diri sebab enggan melangkah

Kucoba mengobati sayap patah
Agar tergugah 'tuk kembali terbang ke segala arah
Dimana segala cita dan asa kuyakin takkan punah
Kuingin mewujudkannya meski tanpamu yang keberadaanya antah berantah

Dalam renung yang paling dalam
Mata ini menjadi terbuka
Kau tak lebih adalah angin basah
Berlalu dan hanya butuh singgah semata

Sekian lama segenap kalbu dijajah gelisah nan gundah
Bertepi raga terbujur lemah
Tak kuasa bendung nafsu ingin menyerah
Jiwa dan raga sejenak kurebah
Sebelum mewujudkan pinta yang telah lama membuncah

Raga pernah terhempas dalam letih menjalani
Sukma pernah terpuruk dalam lelah menghadapi
Saat ingin berlari dari nyata
Airmata tak terbendung meratap
Sujud terdalam di hening malam
Hingga peluk-Nya menenangkanku
Akan tetap dan selalu ada Allah disetiap rasaku.

Hakikat ketenangan jiwa itu adalah hati
Tersentak kala pikir semakin menipis
Akankah membiarkan raga terpenjara
Tidak
Masih ada sisa waktu mengubah
Biarlah badai lalu menjadi jembatan
Penguat pijakan dan pegangan
Kawal lepas beban batin dan impian

Impian ada dalam genggaman
Wujudkan dengan nyata
Hempaskan pikiran negatif semata
Tinggalkan duri kecil yang mengusik hati
Tak perlu disesali
Merdeka untuk diri
Yang sedang patah hati.

Merdeka diri dari belenggu
Duri tajam terselip mengganggu
Juang kobar dalam jiwa dan diri
Lindap mimpi, tuai nyata mandiri
Gerai aksara, cita tumbuh berkembang
Jejakkan sejarah tuk sinaran, asa terang

Merdeka adalah di mana kita saling bersatu padu dalam genggaman persahabatan tanpa ada permusuhan, karena damainya negeri adalah persahabatan dan kerukunan dalam kesejahteraan kemerdekaan. Dan kita perangilah hawa nafsu kita sendiri dari belenggu pada jerat-jerat dosa.

Hati bagaikan berlian
Genggaman kuat membuatnya hancur, dibiarkan bisa kehilangan.

Hati yang bahagia
Hati yang merdeka
Tanpa paksaan
Tanpa beban
Hanya butuh hati pula
Untuk menikmati merdekanya

Goresan jejak kehidupan, ada dalam keteguhan,
Teguh menantang masa depan, untuk Indonesia yang penuh hati yang merdeka

Gelisah,  benci keadaan ini
Sesak menggerogoti hati
Air mata tumpah dalam sajadah
Tuhan
Kaulah harapan

Tak ada kata merdeka
Bila hati tak seluas samudra
Badai kehidupan kan selalu ada
Sepanjang jalan kehidupan
Bahagia bukan pemberian
Jiwalah yang memilih suka cita seluas lautan
Raihlah selama hayat dikandung badan

Ingin kuhias cakrawala, agar dia senantiasa jingga
Ingin kutebus pelangi, dengan air mata para bidadari
Hingga malam mencumbu mega-mega, dalam rindu penuh rima
Penadbiran gelora dari angin utara yang menari
Lalu cinta terkulum di bibir senja
Dan aku menepi, dalam sunyi, kian damai

Rumah Pena Alegori, Senin, 22 Agustus 2022

***

#PuisiKolaborasi dari Komunitas Rumah Pena Alegori (para alumni kelas puisi) dengan Tema Memerdekakan Hati. Sebuah Puisi Bersambung karya bersama Ary Pelangi, Siska Artati, Sri Umiyati Soekamso, Fauzi Hammadfa, Yayu Rahayu, Sumartini, Rina Risnawati, Rani Iriani Safari, Kang Thohir, Ry Kumala, Wildan, Titi Ariswati,  dan Ikriima Gh

***

Artikel 94 - 2022

#Tulisanke-394
#PuisiKolaborasi
#RumahPenaAlegori
#TemaMemerdekakanHati
#HariKemerdekaanRepublikIndonesia
#NulisdiKompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun