Goresan jejak kehidupan, ada dalam keteguhan,
Teguh menantang masa depan, untuk Indonesia yang penuh hati yang merdeka
Gelisah, Â benci keadaan ini
Sesak menggerogoti hati
Air mata tumpah dalam sajadah
Tuhan
Kaulah harapan
Tak ada kata merdeka
Bila hati tak seluas samudra
Badai kehidupan kan selalu ada
Sepanjang jalan kehidupan
Bahagia bukan pemberian
Jiwalah yang memilih suka cita seluas lautan
Raihlah selama hayat dikandung badan
Ingin kuhias cakrawala, agar dia senantiasa jingga
Ingin kutebus pelangi, dengan air mata para bidadari
Hingga malam mencumbu mega-mega, dalam rindu penuh rima
Penadbiran gelora dari angin utara yang menari
Lalu cinta terkulum di bibir senja
Dan aku menepi, dalam sunyi, kian damai
Rumah Pena Alegori, Senin, 22 Agustus 2022
***
#PuisiKolaborasi dari Komunitas Rumah Pena Alegori (para alumni kelas puisi) dengan Tema Memerdekakan Hati. Sebuah Puisi Bersambung karya bersama Ary Pelangi, Siska Artati, Sri Umiyati Soekamso, Fauzi Hammadfa, Yayu Rahayu, Sumartini, Rina Risnawati, Rani Iriani Safari, Kang Thohir, Ry Kumala, Wildan, Titi Ariswati,  dan Ikriima Gh
***
Artikel 94 - 2022
#Tulisanke-394
#PuisiKolaborasi
#RumahPenaAlegori
#TemaMemerdekakanHati
#HariKemerdekaanRepublikIndonesia
#NulisdiKompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H