Kadang-kadang yang berlaku di masyarakat bahwa terapi itu hanya milik medis saja. Di luar dari saran dokter, tidak dianggap terapi dan tidak bakal menyembuhkan. Pemikiran semacam ini malah menyempitkan usaha kita untuk bisa sembuh dengan pengobatan alternatif lainnya.
Kita boleh saja mengupayakan proses kesembuhan dengan alternatif selain dari dokter jika terapi medis yang dijalani belum mendapatkan hasil yang maksimal. Namun tetap perhatikan syariat agar tidak melanggar kehalalan dari bahan pengobatan atau prosesnya. Tidak pergi ke dukun, misalnya, atau berobat dari bahan-bahan najis dan haram.
Sebagai ilustrasi, dr.Suwardi pernah mendapat cerita dari pasien bahwa dirinya mengidap penyakit paru-paru dan bisa sembuh dengan makan tikus putih. Hal tersebut tentu tidak disarankan, karena belum ada riset penyembuhan penyakit tersebut dengan makan daging binatang tersebut.Â
Bahkan ada juga masyarakat yang berupaya sembuh dari kanker dengan mengkonsumsi tokek. Sebagai dokter ahli nutrisi Integrated Medicine, beliau tidak menerima dan membenarkan pengobatan yang demikian, karena masih banyak alternatif lain yang bisa menyembuhkan sakit paru-paru dan kanker dengan bahan halal.
Berbeda halnya dengan terapi air yang telah terbukti melalui riset dan penelitian. Seorang peneliti dari Jepang melakukan riset bahwa air yang diberikan ucapan baik, doa dan kata-kata positif, maka molekul yang terkandung didalamnya akan bereaksi positif, dan begitupun sebaliknya. Sehingga pengobatan alternatif dengan media air yang dibacakan ayat-ayat suci, bisa kita gunakan sebagai alternatif penyembuhan.
Hal ini membuktikan bahwa yang menyembuhkan itu bukan dokter, tapi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, yang memberikan penyembuhan tersebut. Tidak ada penyakit yang tidak sembuh. Hanya ada 2 hal yang tak bisa sembuh, yaitu kematian dan penyakit tua.Â
Dibalik semua ini ada hikmahnya, yaitu semua upaya untuk sembuh selalu lakukan dengan yakin dan percaya bahwa sakit itu ada obatnya. Allah SWT menciptakan sakit, pula menyediakan obatnya. Manusia berikhtiar dengan sekuat tenaga, hasilnya serahkan dan tawaqal kepada-Nya.
Pilar keempat: Hidup itu harus bergerak
Ya, hidup itu harus move on. dr.Suwardi tidak mengatakan olahraga, karena tak semua orang suka berolahraga. Syukurlah kalau Anda suka berolahraga, karena olahraga itu lebih bagus daripada sekedar bergerak. Olahraga bisa lebih diukur, kontinyu dan efeknya jauh lebih besar dan bermanfaat bagi tubuh.
Namun jika Anda sama sekali gak suka olahraga, usahakan tetaplah bergerak, jangan berdiam diri saja, karena malah membuat tubuh kita mudah sakit karena kurang gerak. Sendi-sendi kita jadi mudah berkarat jika tidak rajin digerakkan.
Tubuh yang bergerak, utamanya dengan berolahraga, memiliki manfaat, yaitu mengeluarkan hormon glukagon, mengoptimalkan insulin dan hormon tiroid, meningkatkan pertumbuhan hormon penting lainnya (growth hormon). Growth hormon ini penting bagi kelangsungan proses regenerasi sel dalam tubuh dan hanya bisa diperoleh jika kita sering bergerak dengan cara berolahraga teratur.