Persiapan yang saya bawa adalah hal umum saja seperti pakaian dan perlengkapan pribadi lainnya serta alat dan perlengkapan kuliah. Saya membawa sendiri lemari pakaian yang terbuat dari plastik dan bisa dibongkar pasang.
***
Justru saat berkenalan dan berbaur dengan para penghuni, saya belajar dari mereka yang sudah lebih dahulu tinggal di asrama. Tentu ada aturan yang telah ditetapkan oleh pihak asrama dan aturan bersama teman sekamar yang harus disepakati.
Sehubungan ini adalah asrama putri, maka pihak yayasan sangat ketat menerapkan aturan kepada para penghuninya. Aturan tersebut di antaranya:
- Boleh menerima tamu dari pukul 08.00 s.d 21.00, hanya terbatas di teras dan ruang tamu, dengan tempat duduk yang tersedia.
- Bagi yang menerima kunjungan dari keluarga, hanya perempuan saja yang boleh masuk ke kamar asrama.
- Penghuni asrama tidak diperkenankan menggunakan alat elektronik seperti ricecooker dan mesin cuci. Masa itu, kami mencuci secara manual dan menjemur di tempat yang telah disediakan. Sedangkan makanan sempat disediakan oleh yayasan dalam beberapa waktu, namun kemudian tidak disediakan lagi pada periode berikutnya. Jadi para penghuni lebih sering beli makanan nasi bungkus untuk disantap di asrama.
- Membayar uang kost tepat waktu. Awalnya menyesuaikan tanggal pertama kali masuk asrama. Kemudian berubah aturan paling lambat tanggal 10 setiap bulannya.
Baca juga: Bukan Lulusan Keguruan dan Pendidikan, Kok Ngajar?
***
Saya sempat pindah kamar dua kali. Yang pertama karena diminta tukeran oleh penghuni lama. Dan, yang kedua karena saya sendirian di kamar sehubungan kakak-kakak kelas sudah lulus dan meninggalkan asrama.
Pernah mengalami hal yang kurang menyenangkan, di mana hari pertama datang di waktu pagi, siangnya saya kehilangan uang yang tersimpan di dalam lemari.
Tak mau ribut dan menuduh teman-teman yang berada di dalam kamar saat saya berbenah dan beberes barang-barang, justru kawan dari kamar lain mengulurkan bantuan pinjaman untuk keperluan melengkapi peralatan yang belum sempat saya beli. Di sinilah saling perhatian dan pengertian sesama penghuni asrama sangat saya hargai.
Demikian pula ketika sakit, jauh dari orang tua, teman sekamar dan penghuni lainnya menjadi saudara terdekat pengganti orang tua. Keakraban yang terjalin sesama penghuni asrama, karena rasa senasib sepenanggungan, merantau ke ibukota guna menjalan studi sebaik-baiknya.
Kami saling mengingatkan dalam belajar bersama, mengerjakan tugas, serta memelihara lingkungan kebersihan masing-masing kamar maupun asrama. Dengan melakukan bersih asrama secara gotong royong sebulan sekali, makin mengakrabkan seluruh penghuni.