Sedangkan penampakan terakhir yang sempat saya abadikan melalui kamera gawai, kondisi rumah administratur sudah sangat lapuk, tak terurus, menua termakan waktu. Seakan tiada daya dan hanya menanti saatnya ambruk.
Andai ada perhatian dari pemerintah setempat dan pihak terkait dengan peninggalan rumah-rumah dunas peninggalan Belanda di seputar Rest Area dengan pemugaran dan pelestariannya, saya yakin bisa menarik wisatawan domestik maupun asing untuk berkunjung ke tempat ini.
Sayangnya ex-rumah dinas yang pernah kami tempati, telah tergusur bersama rumah dinas lainnya guna lahan parkir dan lintasan tol.
***
Napak tilas kami lanjutkan menuju Rest Area Heritage KM 260B Banjaratma ini melalui pintu kecil yang biasa digunakan masyarakat setempat untuk masuk dan berjualan di dalam lokasi rest area. Mobil kami parkirkan di halaman ex-kantor administrasi yang masih dijaga oleh Satpam.
Saya menyapu pemandangan ke seluruh area ini dengan rasa haru luar biasa. Hampir dua puluh lima tahun lamanya, saya tak menjejakan kaki di tempat ini, sejak meninggalkannya merantau ke Samarinda.
Merajut kembali nostalgia untuk melawan lupa. Memandang bangunan yang tersisa dengan menghimpun segala kepingan kenangan bersama keluarga, terutama mengenang ayah saya yang dahulunya berdinas di ex-Pabrik Gula ini.
Memasuki bagian dalam rest area, terbentanglah segala aneka kuliner, pusat oleh-oleh, dan bangunan asli pabrik beserta peralatannya yang ditata rapi sebagai wisata sejarah di dalamnya.