Sebuah kajian yang menarik dan menggugah semangat dan pemahaman kami sebagai orangtua, tentang hal apa saja yang dialami remaja saat ini, khususnya siswa di sekolah tempat anak kami menimba ilmu. Bisa jadi, anak-anak lebih terbuka bercerita pengalamannya kepada guru dibanding ke orang tuanya sendiri.
Mengapa khusus kelas 9? Mengapa tidak bersamaan dengan orangtua dari kelas lainnya?Â
Hal tersebut karena anak-anak kelas 9 yang beranjak remaja, tengah bersiap menyongsong masa dewasanya, melalui proses pergaulan dan pertemanan kelak di sekolah lanjutan atas. Juga persiapan tahap merancang masa depannya yang bakal dijalani di perguruan tinggi.
***
Dalam keimanan yang kami anut, Allah SWT memerintahkan ummatnya agar menjaga diri dan keluarga dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras, mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang siperintahkan-NYA kepada mereka. Para malaikat itu selalu mengerjakan apa yang diperintahkan-NYA.
Hal tersebut adalah firman Allah SWT yang tertuang dalam QS.At-Tahrim ayat 6.
Ayat ini menjadi pembuka kajian parenting yang disampaikan oleh Ustadzah Husnul Khatimah Umar, S.Psi selaku Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah anak kami. Beliau aktif menjadi konselor remaja di Kota Samarinda.
Ya, sebagai orangtua, kita tak mampu selama 24 jam penuh mengawasi dan menjaga anak dalam pandangan dan pantauan langsung. Bahkan ketika berada di sekolah pun, para guru tak sepenuh waktu mendampingi mereka.
Dibutuhkan kerja sama yang baik antara ketiga pihak, yaitu anak, orangtua dan guru dalam saling menjaga dan mengawasi, agar anak-anak tetap berada dalam jalur yang benar di dalam pendidikan dan pergaulan.
Harapannya, tentu selain bagus dalam hal prestasi akademik, anak-anak juga memiliki akhlak yang baik, beretika, beradab, sopan, santun, jujur dan bertanggung jawab. Masa kehidupan mereka tidaklah sama dengan zaman orangtuanya meremaja.