Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Huruf Hijaiyah Pertamaku

29 Maret 2022   13:46 Diperbarui: 29 Maret 2022   14:01 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi belajar mengaji (sumber: https://www.suryadisabilitas.com)

Jelang Bulan Ramadhan, beberapa kegiatan kajian khusus siap diselengarakan. Bahkan yang tadinya absen beberapa bulan karena pandemi, siap akan digelar kembali. 

Grup WA Komunitas One Day One Juz yang saya ikuti pun, bersiap melatih diri untuk kholas (selesai tilawah) lebih dari satu juz dalam sehari. Aktivitas untuk mencapai target khataman Alquran yang dicanangkan, siap untuk bisa tercapai dengan semangat kuat.

Ya, beberapa hari lagi, ummat Islam menyambut bulan suci yang penuh berkah dan ampunan. Bulan yang lebih baik dari seribu bulan. Semua berlomba untuk meriah kemenangan di Bulan Suci Penuh Hikmah.

Dua-tiga orangtua menghubungi saya, guna mendiskusikan kegiatan tilawah anak-anaknya. Agar nanti selama Ramadhan, mereka tetap bisa menjaga rutinitas mengaji, meski tetap ada porsi bermain dengan teman sebaya. Pengennya sih, menunggu berbuka kelak tak dilewatkan dengan sekedar ngabuburit begitu saja, namun tetap mengisinya dengan kegiatan ibadah.

Bersyukur, Allah SWT memberikan nikmat sehat, nikmat silaturahim, nikmat ilmu, nikmat waktu, sehingga kesempatan yang baik ini tidak disia-siakan, berusaha mengisi umur yang ada dengan kegiatan bermakna. Tentu saja saya tidak menolak. Sebisa dan semampu saya mengatur jadwal, keinginan mereka agar saya membimbing belajar tahsin anak-anak, saya terima dengan senang hati.

***

Teringat masa kanak-kanak yang saya lalui bersama kawan sebaya. Baru segelintir saja yang benar-benar mau belajar membaca Alquran. Termasuk saya sendiri, yang berproses mengenal huruf hijaiyah pertama kalinya.

Saat masih tinggal di rumah dinas sebuah pabrik gula di era tahun 80-an, orangtua mendatangkan guru mengaji untuk mengajarkan kami. Saya tak ingat namanya, hanya memanggilnya dengan sebutan 'Bu Guru'.

Dua kali dalam sepekan, usai sholat maghrib, beliau tepat waktu datang ke rumah kami. Saya mendapat giliran terakhir usai kakak-kakak tilawah dan mengajukan setoran hafalannya. 

Sependek ingatan, usia saya masih balita. Mengaji pun sembari menyimak bacaan Bu Guru lalu saya menirukannya sesuai panjang-pendeknya huruf-huruf yang tertera pada Alquran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun