Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Menjaga Kesehatan dan Imun Tubuh dengan Vaksin Booster

15 Maret 2022   17:38 Diperbarui: 16 Maret 2022   01:00 1517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Infografis Jenis Kombinasi Vaksin Booster (sumber gambar: indonesiabaik.id)

Pada Selasa pekan lalu, saya mendapatkan info adanya kegiatan pemberian vaksin dosis 1, 2 dan 3 (vaksin booster) melalui grup perpesanan yang akan diselenggarakan di sebuah klinik, tempat tetangga yang berprofesi sebagai dokter umum melakukan praktek, pada hari Ahad di pekan tersebut.

Wah, saya langsung antusias bertanya kepada Bu Dokter terkait bagaimana cara mendapatnya untuk kami sekeluarga. Pertanyaan seputar vaksin apa yang akan diberikan, kapan boleh mendapatkannya sesuai jarak dari vaksin kedua, dan lain sebagainya.

Beliau menjelaskan melalui grup sesuai apa yang menjadi perhatian saya seputar vaksin booster ini. 

Saya mendapatkan vaksin pertama pada Agustus 2021 (Sinovac) dan vaksin kedua pada September 2021. Tentu saja dengan vaksin yang sama.

Nah, ternyata dalam flyer yang disampaikan oleh Bu Dokter, bahwa klinik tempat beliau praktek, tersedia stok vaksin 1,2 dan booster Pfizer. 

Bagi yang belum mendapatkan vaksin, bisa mendaftar melalui nomer narahubung yang tersedia di pengumuman tersebut. Pemberian vaksin ini tidak dikenakan biaya apapun.

Sebelum saya mendaftar, pertanyaan lain seputar vaksin booster saya tanyakan melalui jalur pribadi ke Bu Dokter, berkenaan dengan jenis kombinasi vaksin yang akan didapatkan. Sehubungan dosis 1 dan 2 yang saya peroleh adalah Sinovac.

Baca:  Pengalaman Pertama Saya Mendapat Vaksin Pencegahan Covid-19

Beliau lalu menjawab pertanyaan saya berupa infografis sebagai berikut:

Infografis Jenis Kombinasi Vaksin Booster (sumber gambar: indonesiabaik.id)
Infografis Jenis Kombinasi Vaksin Booster (sumber gambar: indonesiabaik.id)

Mulai dari sinilah, saya memantapkan diri untuk mendaftar melalui narahubung Klinik tersebut, sekaligus juga untuk suami dan anak, dengan menyertakan data diri yang dibutuhkan.

***

Mengapa saya begitu antusias untuk mendapatkan vaksin booster setelah sebelumnya telah mendapatkan vaksin pertama dan kedua?

Hal ini saya lakukan sebagai upaya pencegahan dari penyakit yang timbul di sekitar kita. Juga untuk menjaga kesehatan dan imun tubuh yang bisa setiap saat tetiba melemah kondisi, sehingga saya pun melakukan upaya ini selagi mampu.

Alhamdulillah, keluarga kecil kami terbiasa mengonsumsi minuman herbal untuk mejaga kesehatan, begitu pula vitamin dan madu selalu tersedia. Ini adalah upaya kami untuk menjaga kebugaran tubuh agar tetap sehat.

Namun, ada kalanya tubuh kita lelah dan terpapar penyakit. Beberapa pekan sebelumnya, suami terkena demam, batuk dan pilek karena terkena hujan setiap pulang kantor, atau kadang malah cuaca yang panas terik seharian.

Selisih dua hari, anak gadis saya juga terserang demam. Begitu pula saya di hari ketiga. Akhirnya kami isoman saja di rumah. Mengonsumsi paracetamol untuk penurun panas dan demam, juga minuman herbal dan madu.

Dalam waktu sekitar sepuluh hari berikutnya, kondisi kami berangsur membaik. Memang agak gliyengan dan batuk berdahak, tapi demam dan pilek sudah menghilang. 

Sekitar awal Maret 2022 setelah pemulihan, kini kami mulai bisa beraktivitas kembali dengan normal.

Kami memang tidak melakukan tes antigen. Berusaha menanamkan pikiran positif bahwa kami terkena flu biasa, gejala sakit tenggorokan juga tidak ada. Penciuman normal, nafsu makan juga terjaga.

Itulah sebabnya, kami bersemangat untuk bisa mendapatkan vaksin booster, sebagai pencegahan dari virus menular di sekeliling warga masyarakat.

Sebelum waktu pemberian vaksin tiba, saya pun mulai aktif mencari info tentang vaksin booster ini melalui internet. 

Pembaca juga bisa mampir ke artikel Alodokter yang menjelaskan hal-hal yang biasa menjadi pertanyaan umum seputar vaksin.

***

Hari Ahad pun tiba.

Jadwal pemberian vaksin booster untuk saya dan keluarga adalah pukul 14.00 s.d 15.00 WITA. Sehubungan saya ada agenda kegiatan dari pagi hingga siang, akhirnya saya menghubungi Bu Dokter bahwa kemungkinan kami datang terlambat. Syukurlah beliau berkenan menunggu.

Hampir saja suami dan anak saya membatalkan diri untuk datang. Suami tetiba galau, jadi mau divaksin booster atau tidak. 

Beliau khawatir nanti malah tambah demam. Merasa cukup dengan dua kali vaksin saja. Berbeda pikiran saat pertama saya daftarkan. Anak gadis saya jadi ikut-ikutan galau. Haduh!

Dengan sedikit berdebat dan beragumen (baca: setengah memaksa), saya sampaikan ke suami dan anak tentang keadaan seputar kesehatan kami. Lha, kemarin aja sempat kena sakit dan ketularan dari anggota keluarga. Sebaiknya memang dapat vaksin booster sekalian.

Akhirnya, mereka berdua menerima alasan-alasan yang saya berikan.

Hasil tensi saya sebelum vaksin booster | Dok.Pri Siska Artati
Hasil tensi saya sebelum vaksin booster | Dok.Pri Siska Artati

Tibalah kami di tempat praktek Bu Dokter yang sudah menunggu kami karena datang terlambat di luar jam yang ditentukan. 

Beliau tetap menyambut dengan ramah. Beliau bersyukur, vaksin yang disediakan tidak terbuang, karena kami tetap datang.

Aiih, kembali saya deg-deg-an, Pembaca. Saya 'kan benci jarum suntik. Pikiran sudah berusaha tenang dan ikhlas mau disuntik, tapi saya tetap gemetaran. 

Dan beneran! Mungkin karena hal itu, hasil tensi saya lumayan tinggi ya. Biasanya di angka 120/100 atau 130/110, ini malah 164/92! Padahal kalau lagi tensi rendah, saya pernah 90/60 lho! Hanya bisa tiduran di kasur!

Bu Dokter menghibur dengan tawa renyahnya, agar saya tidak terlalu tegang. Saya yang pertama kali dapat suntikan vaksin booster. Saya sodorkan lengan kiri, lalu Bu Dokter bersiap melalukan injeksi. 

Aih! Meski kata orang, disuntik itu rasanya bagai digigit semut, tetap saja saya merasa sakit dan ngilu. 

Saya meringis menahan nyeri dan selesai sudah bagian saya. Lalu, giliran suami dan anak.

Alhamdulillah, semua berjalan lancar. Kami juga menyerahkan fotocopy identitas diri kepada Bu Dokter sebagai kelengkapan administrasi untuk input data.

***

Usai vaksin booster, kami tidak mengalami hal-hal yang dikhawatirkan. Bu Dokter menyarankan, apabila bekas suntikan terasa ngilu atau pegal, bisa dikompres dengan air dingin.

Benar saja, kami bertiga mengalami ngilu yang luar biasa keesokan harinya. Saya pun mengompres dengan air dingin sebanyak 4 kali dalam sehari di area seputar bekas suntikan. 

Selasa pagi ini sudah mulai berkurang pegalnya, dan tangan sudah mulai bisa digerakkan dengan nyaman. Pagi dan siang pun masih tetap saya kompres. 

Itulah sebabnya, baru hari ini saya bisa menulis artikel ini, karena lengan kiri saya sudah kembali nyaman untuk diajak beraktivitas.

Bukti Sertifikat Vaksin melalui unduhan Aplikasi Peduli Lindungi | Dok.Pri Siska Artati
Bukti Sertifikat Vaksin melalui unduhan Aplikasi Peduli Lindungi | Dok.Pri Siska Artati

Alhamdulillah, ketika membuka aplikasi PeduliLindungi pagi ini, data saya sudah masuk dan langsung bisa mengunduh sertifikat vaksin booster.

Semoga berbagi pengalaman ini bermanfaat bagi Pembaca Kompasiana. Berbagi motivasi untuk melakukan yang terbaik bagi diri Anda dan keluarga.

Salam sehat, salam bahagia!

***

Artikel 38 - 2022

#Tulisanke-338
#ArtikelKesehatan
#VaksinBooster
#NulisdiKompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun