Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Adab Makan dan Minum dari Perspektif Islam

4 Maret 2022   17:03 Diperbarui: 4 Maret 2022   17:17 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: https://www.dakwatuna.com

Pembaca Kompasiana yang budiman,

Bulan Januari 2022 lalu, saya menayangkan tentang etika jamuan makan yang biasa diterapkan dalam sebuah undangan, baik nasional maupun internasional. Etika tersebut biasa berlaku umum sebagai bentuk adab yang biasanya berlaku di tempat tertentu.

Bisa jadi, beda negara, beda etikanya. Beda suku dan wilayah, beda pula adab yang dijunjung saat mengikuti jamuan makan. Ya, keunikan dalam menikmati sajian makanan tiap daerah memiliki kekhasan masing-masing. Meski secara umum, etika atau adab ini memiliki kesamaan dalam menghormati hidangan, si tuan rumah yang mengundang dan juga para tetamu saat acara jamuan berlangsung.

Begitu pula dalam pandangan Islam, yang mengatur segala sendi kehidupan ummatnya. Dalam hal makan dan minum, Allah SWT mengatur sedemikian rupa tentang etika dan adabnya, yang kadang masih terabaikan oleh kaum muslim.

Rasulullaah SAW sebagai suri teladan ummat, mengajarkan bagaimana adab makan dan minum agar keberkahan dalam proses sebelum, selama dan sesudah menikmati hidangan merasuk dalam sendi pribadi muslim dan berpengaruh baik dalam kehidupan keluarga.

***

Ilustrasi gambar: https://www.dakwatuna.com
Ilustrasi gambar: https://www.dakwatuna.com

Islam telah memberikan pedoman bagi umat manusia dalam berbagai sendi kehidupannya. Termasuk dalam masalah makanan, Islam memberikan syarat bahwa makanan dalam Islam haruslah memenuhi dua syarat yaitu halal dan thayyib. 

Sebagaimana Allah berfirman dalam Alquran, Surah Al-Baqarah ayat 168, yang artinya:

Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.

Halal berarti terbebas dari segala bentuk dzat yang telah diharamkan dalam Islam, yaitu: bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang disembelih tidak menyebut nama Allah.

Pula yang Allah firmankan pada QS. Al-Maidah ayat 3 yang artinya:

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih. Dan (diharamkan pula) yang disembelih untuk berhala.

Makanan yang diperbolehkan dalam Islam untuk dikonsumsi juga harus bersifat thayyib, yaitu baik untuk tubuh dan kesehatan manusia.

Kita tidak diperbolehkan memakan makanan yang merusak tubuh, kesehatan, akal dan kehidupan manusia. Misalnya makanan yang banyak mengandung lemak sehingga berbahaya atau makanan yang tidak direkomendasikan oleh dokter karena adanya penyakit tertentu bagi seseorang sehingga sebaiknya menghindari untuk mengkonsumsinya.

Baca: Etiket Jamuan Makan, Ditaati Aturannya atau Sekadar Adab?

***

Lalu bagaimana adab makan dan minum menurut perspektif Islam?

Berikut saya sampaikan ringkasannya sebelum, selama dan sesudah makan dan minum.

Adab sebelum makan dan minum

1. Memilih makanan yang halal dan thayyib

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bhawa kita harus mengetahui dan meyakini terlebih dahulu bahwa hidangan yang akan kita santap berasal dari bahan dan perolehan yang halal serta thayyib alias bersih bagi kesehatan tubuh, serta kita boleh mengkonsumsinya.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 172, yang artinya:

Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.

2. Ridha atas makanan yang dihidangkan dan tidak mencelanya.

Apapun hidangan yang tersedia baik di rumah kita sendiri ataupun pada sebuah jamuan makan, hindari untuk mencelanya. Karena menghina atau mencela makanan sama halnya tidak menghargai nikmat dan jarunia yang diberikan Allah kepada kita. 

Mencela makanan berarti mengingkari rasa syukur kita kepada Yang Maha Pemberi Keberkahan.

Nabi SAW tidak pernah mencela makanan sekali pun. Bila beliau berselera, maka beliau memakannya dan bila tak suka, maka beliau meninggalkannya. Sebagaimana diriwiyatkan oleh Hadits Shahih Al-Bukhari No. 4989 - Kitab Makanan.

Demikian juga saat mengambil makanan, sebaiknya mengambil dari yang paling terdekat terhidang di hadapan kita.

3. Mencuci tangan

Meski kita menggunakan alat makan seperti sendok, garpu atau pisau, sebaiknya kita tetap mencuci tangan hingga bersih dan mengeringkannya dengan serbet atau tisu.

Bilamana kita makan menggunakan tangan langsung sekalipun, pastikan bahwa tangan kita telah bersih dari aktivitas sebelumnya.

Rasulullaah SAW mengajarkan bahwa apabila hendak makan atau tidur, maka beliau berwudhu terlebih dahulu, yakni ketika beliau sedang dalam keadaan junub. 

Bahkan dalam riwayat lain dijelaskan:

Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami Qais dari Abu Hasyim dari Zadzan dari Salman ia berkata, "Aku membaca dalam Taurat bahwa berkah makanan adalah dengan berwudlu sebelum makan. Lalu aku ceritakan hal tersebut kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau bersabda: "Berkah makanan adalah dengan berwudlu sebelum makan dan setelah makan." Sedangkan Sufyan tidak menyukai wudlu sebelum makan." Abu Daud berkata, "Hadits tersebut adalah dla'if." (Hadits Sunan Abu Dawud No. 3269 - Kitab Makanan)

Adab selama makan dan minum

1. Membaca Basmallaah

Mulailah menikmati hidangan dengan membaca Basmallaah, menyertakan Allah di setiap aktivitas kita, termasuk makan dan minum. 

Rasulullah SAW bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebutkan nama Allah Ta'ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta'ala di awal, hendaklah ia mengucapkan: BISMILLAAHI AWWALAHU WA AAKHIRAHU (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya) '." Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Hadits Sunan Abu Dawud No. 3275 - Kitab Makanan.

2. Menggunakan tangan kanan

Lakukanlah makan dan minum dengan menggunakan tangan kanan, sebagaimana sabda Nabi SAW, "Jika salah seorang dari kalian makan, hendaklah ia makan dengan tangan kanannya dan juga minum dengan tangan kanannya. Sebab, setan makan dan minum dengan tangan kirinya." (Hadits Jami' At-Tirmidzi No. 1722 - Kitab Makanan).

Apabila tangan kanan kita sedang kurang sehat dan sangat terpaksa menggunakan tangan kiri, sebaiknya usahakan tetap bersangga dengan tangan kanan.

Pernah terjadi pada diri seseorang yang karena kesombongannya, ia tidak melakukan apa yang dinasehatkan oleh Rasulullaah SAW untuk makan menggunakan tangan kanannya. Apa yang terjadi?

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah; Telah menceritakan kepada kami Zaid bin Al Hubab dari 'Ikrimah bin 'Ammar; Telah menceritakan kepadaku Iyas bin Salamah bin Al Akwa'; Bapaknya telah menceritakan kepadanya, bahwa seorang laki-laki makan di samping Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan tangan kirinya, Lalu Rasulullah bersabda: "Makanlah dengan tangan kananmu! Dia menjawab; 'Aku tidak bisa.' Beliau bersabda: "Apakah kamu tidak bisa?" -dia menolaknya karena sombong-. Setelah itu tangannya tidak bisa sampai ke mulutnya. (Hadits Shahih Muslim No. 3766 - Kitab Minuman)

3. Berhenti makan sebelum kenyang.

Dalam hal makan dan minum, dimakruhkan untuk kita memperbanyak makanan. Namun sebaiknya, kita berhenti makan sebelum kenyang, agar isi perut tidak semuanya memuat makanan.

Rasulullah SAW bersabda: "Manusia tidak memenuhi wadah yang buruk melebihi perut, cukup bagi manusia beberapa suapan yang menegakkan tulang punggungnya, bila tidak bisa maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya dan sepertiga untuk nafasnya." (Hadits Jami' At-Tirmidzi No. 2302 - Kitab Zuhud)

Ajuran ini juga untuk menjaga kesehatan tubuh kita dalam memproses asupan makanan.

Begitu juga dengan bersendawa, usahakan agar kita bisa menahannya dengan menutup mulut dengan tangan.

Diriwayatkan bahwa seorang lelaki bersendawa di samping Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau pun bersabda: "Tahanlah sendawamu itu di hadapan kami, sesungguhnya orang yang paling lapar di antara kalian pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak kenyang ketika di dunia."

Ilustrasi gambar: https://food.detik.com/info-kuliner
Ilustrasi gambar: https://food.detik.com/info-kuliner

Adab sesudah makan dan minum

1. Memuji Allah SWT

Setelah menikmati makanan dan minuman, ingat selalu untuk senantiasa bersyukur atas nikmat dan karunia berupa hidangan yang telah disantap bersama. 

Ketika Nabi SAW selesai makan, beliau mengucapkan: "AL HAMDULILLAHILLADZII ATH'AMANAA WA SAQAANAA WAJ'ALANAA MUSLIMIIN (Segala puji bagi Allah Dzat yang telah memberi makan dan minum kami, serta menjadikan kami sebagai orang-orang yang berserah diri)" sebagaimanana diriwayatkan dalam Hadits Sunan Ibnu Majah No. 3274 - Kitab Makanan

2. Berkumur

Membilas mulut dengan air atau berkumur sangatlah dianjurkan dalam kesehatan mulut dan gigi, agar dapat membantu menghilangkan aprtikel makanan yang bersisa atau menempel di gigi, serta membuang bakteri di sekitar mulut.

Rasulullah SAW pun ketika makan kaki kambing, lalu beliau berkumur, mencuci tangan dan shalat.

Bahkan pada suatu ketika, telah menceritakan kepada kami Ali berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan aku mendengar Yahya bin Sa'id dari Busyair bin Yasar dari Suwaid bin An Nu'man ia berkata, "Kami keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menuju Khaibar, ketika sampai di Shahba`, beliau minta disiapkan makanan. Dan beliau tidak diberi kecuali hanya sawiq (tepung gandum yang dicampur dengan air), kami lalu memakannya. Beliau kemudian berdiri untuk melaksanakan shalat, beliau berkumur lalu kami pun ikut berkumur." Yahya berkata; Aku mendengar Busyair berkata; telah menceritakan kepada kami Suwaid berkata, "Kami keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menuju Khaibar, ketika kami sampai di Shahba` -Yahya berkata; jaraknya dengan Khaibar hanya beberapa mil-, beliau minta untuk disiapkan makanan. Dan beliau tidak diberi hidangan kecuali hanya sawiq, kami lalu makan bersama beliau. Kemudian beliau minta diambilkan air, beliau lalu berkumur dan kami pun mengikutinya berkumur, kemudian beliau mengimami kami shalat Maghrib dan tidak berwudlu lagi." Sufyan berkata, "Sepertinya kamu mendengarnya dari Yahya." (Hadits Shahih Al-Bukhari No. 5034 - Kitab Makanan)

Demikian beberapa adab makan dan minum menurut perspektif Islam, semoga bermanfaat dan menjadi ilmu yang bermanfaat, serta pula menjadi pengingat diri saya pribadi.

Salam sehat, salam bahagia!

***

Artikel 31 - 2022

#Tulisanke-331

#AdabMakandanMinumPerspektifIslam

#ArtikelHumaniora

#NulisdiKompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun