Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Adab Makan dan Minum dari Perspektif Islam

4 Maret 2022   17:03 Diperbarui: 4 Maret 2022   17:17 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: https://food.detik.com/info-kuliner

Kita tidak diperbolehkan memakan makanan yang merusak tubuh, kesehatan, akal dan kehidupan manusia. Misalnya makanan yang banyak mengandung lemak sehingga berbahaya atau makanan yang tidak direkomendasikan oleh dokter karena adanya penyakit tertentu bagi seseorang sehingga sebaiknya menghindari untuk mengkonsumsinya.

Baca: Etiket Jamuan Makan, Ditaati Aturannya atau Sekadar Adab?

***

Lalu bagaimana adab makan dan minum menurut perspektif Islam?

Berikut saya sampaikan ringkasannya sebelum, selama dan sesudah makan dan minum.

Adab sebelum makan dan minum

1. Memilih makanan yang halal dan thayyib

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bhawa kita harus mengetahui dan meyakini terlebih dahulu bahwa hidangan yang akan kita santap berasal dari bahan dan perolehan yang halal serta thayyib alias bersih bagi kesehatan tubuh, serta kita boleh mengkonsumsinya.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 172, yang artinya:

Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.

2. Ridha atas makanan yang dihidangkan dan tidak mencelanya.

Apapun hidangan yang tersedia baik di rumah kita sendiri ataupun pada sebuah jamuan makan, hindari untuk mencelanya. Karena menghina atau mencela makanan sama halnya tidak menghargai nikmat dan jarunia yang diberikan Allah kepada kita. 

Mencela makanan berarti mengingkari rasa syukur kita kepada Yang Maha Pemberi Keberkahan.

Nabi SAW tidak pernah mencela makanan sekali pun. Bila beliau berselera, maka beliau memakannya dan bila tak suka, maka beliau meninggalkannya. Sebagaimana diriwiyatkan oleh Hadits Shahih Al-Bukhari No. 4989 - Kitab Makanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun