Kita tidak diperbolehkan memakan makanan yang merusak tubuh, kesehatan, akal dan kehidupan manusia. Misalnya makanan yang banyak mengandung lemak sehingga berbahaya atau makanan yang tidak direkomendasikan oleh dokter karena adanya penyakit tertentu bagi seseorang sehingga sebaiknya menghindari untuk mengkonsumsinya.
Baca: Etiket Jamuan Makan, Ditaati Aturannya atau Sekadar Adab?
***
Lalu bagaimana adab makan dan minum menurut perspektif Islam?
Berikut saya sampaikan ringkasannya sebelum, selama dan sesudah makan dan minum.
Adab sebelum makan dan minum
1. Memilih makanan yang halal dan thayyib
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bhawa kita harus mengetahui dan meyakini terlebih dahulu bahwa hidangan yang akan kita santap berasal dari bahan dan perolehan yang halal serta thayyib alias bersih bagi kesehatan tubuh, serta kita boleh mengkonsumsinya.
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 172, yang artinya:
Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.
2. Ridha atas makanan yang dihidangkan dan tidak mencelanya.
Apapun hidangan yang tersedia baik di rumah kita sendiri ataupun pada sebuah jamuan makan, hindari untuk mencelanya. Karena menghina atau mencela makanan sama halnya tidak menghargai nikmat dan jarunia yang diberikan Allah kepada kita.Â
Mencela makanan berarti mengingkari rasa syukur kita kepada Yang Maha Pemberi Keberkahan.
Nabi SAW tidak pernah mencela makanan sekali pun. Bila beliau berselera, maka beliau memakannya dan bila tak suka, maka beliau meninggalkannya. Sebagaimana diriwiyatkan oleh Hadits Shahih Al-Bukhari No. 4989 - Kitab Makanan.