Tak sekedar menceritakan takwil mimpinya sebagai dasar keyakinan Mbak Sri menerima pinangan Mas Agus. Kisah tentang keluarga besarnya, kelahiran dirinya, masa kanak, remaja hingga masa dewasa saat keluarga besarnya berlapang dada menerima keputusan Sri tersebut, mengalir penuh rasa syukur dan ikhlas melalui buku Isyarat Cinta Sarat Makna.
Layaknya kisah manusia yang jatuh cinta dan siap melanjutkan jenjang yang lebih serius dalam mahligai rumah tangga, kadang tak semulus seperti apa yang kita inginkan. Demikian juga dengan Mbak Sri, yanga walnya mendapat penolakan dari keluarga besar, terutama ayahnya.
Namun bagaimana ayah beliau memutuskan untuk menerima pinangan Mas Agus untuk Sri, anak perempuan yang disayanginya? Pembaca bisa membaca cerita demi cerita di dalam buku ini. Sebuah keputusan yang tak mudah, namun dimudahkan segalanya oleh Tuhan, bagininsan yang beriman.
Ada canda dan cerita lucu dalam buku ini, saya pun menikmatinya dengan gelak tawa. Pun bergulur kisah sedih dan haru mewarnai rangkain seluruh isi buku yang memfokuskan diri pada diri pribadi Sang Penulis.
Jujur, beberapa bagian ada yang saya lewatkan berkenaan dengan kutipan-kutipan yang disematkan Mbak Sri di buku ini. Saya justru berulang-ulang membaca tulisan beliau yang tertuang dari isi hati dan pikirannya sendiri.Â
Menikmati bacaan buku, seolah-olah Mbak Sri sedang menyampaikan langsung kepada saya. Karena saya sudah sering mendengar suaranya via telepon, sehingga saya membayangkan sedang ngobrol langsung dengannya. Suara yang centil dan manja.
Kedua buku ini memberikan hikmah kepada saya, bahwa hidup ini adalah keberkahan dari Tuhan. Apapun keadaan dan kondisinya, bersyukurlah bahwa hidup dan kehidupan itu sangat berharga.Â
Wajar saja ada konflik dan solusi dalam pernak-pernik di dalamnya. Namun menerima dengan ikhlas takdir yang Allah berikan, bukan berarti pasrah dijalani begitu saja. Tekad kuat untuk maju, menjadi pribadi yang berkualitas dan religius, baik sebagai anak, istri dan ibu sekaligus dalam berumah tangga adalah peran yang terus berlaku dan diperjuangkan untuk kebaikan.
Kalimat mutiara yang menjadi motivasi saya setelah membaca buku Mbak Sri adalah yang menjadi pembuka pada salah satu bukunya tersebut:
"Lukisan itu pada awalnya hanya selembar kanvas; tidak indah, kosong, tanpa warna, dan tanpa rupa. Sama halnya dengan perjalanan hidupnya, sebelum menjalani kehidupan seperti saat ini, hidupnyabtak seindah lukisan. Hidup penuh coretan, goresan, dan warna-warni ujian. Jika goresan itu dirangkai dengan rasa syukur, hidup pun akan terasa indah dan menyenangkan."
Terima kasih, Mbak Sri dan Mas Agus, telah berkenan berbagi romansa kehidupan kepada kami melalui buku solo tersebut. Sukses selalu untuk keluarga, salam sehat dan bahagia senantiasa, aamiin.