Awalnya saya bertanya kepada NakDis, siapa nama yang tertera dalam koin tersebut. Saking kecilnya huruf, saya tidak bisa memmbaca dengan jelas. Justru NakDis yang membacakan dengan cermat. Saya pun penasaran mencari tahu tentang pahlawan nasional ini melalui internet.
Prof. Dr. Ir. Herman Johannes, terkadang salah dieja sebagai Herman Yohannes atau Herman Yohanes (28 Mei 1912 – 17 Oktober 1992) adalah cendekiawan, politikus, ilmuwan Indonesia, guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Pahlawan Nasional Indonesia. Ia pernah menjabat Rektor UGM (1961-1966), Koordinator Perguruan Tinggi (Koperti) tahun 1966-1979, anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) RI (1968-1978), dan Menteri Pekerjaan Umum (1950-1951).  Riwayat hidup beliau, karir, dan sumbangsih kepada negara pada masa sebelum dan sesudah kemerdekaan, pembaca bisa singgah untuk membaca selengkapnya di sini.
Dan ternyata, saya baru tahu bahwa ayah dari Helmi Johannes (presenter berita televisi di Voice Of America - VOA) ini, mendapat anugerah gelar Pahlawan Nasional dari Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dalam rangka peringatan Hari Pahlawan tahun 2009.
***
Berlanjut pada koin 200 rupiah dan 500 rupiah, masing-masing ternyata memiliki dua cetakan yang berbeda pula.
Pada koin 200 rupiah, terdapat gambar Burung Jalak Bali pada bagian depan dan lambang Garuda Pancasila di bagian belakang. Tertera tahun emisi 2003. Pada cetakan lainnya dengan nilai pecahan yang sama, terdapat gambar Pahlawan Nasional Dr.Tjipto Mangunkusumo dan Garuda Pancasila pada bagian depan; dan tulisan Bank indonesia dan nominal 200 rupiah pada bagian belakang dengan tahun emisi 2016.
Pada koin 500 rupiah, terdapat gambar Bunga Melati di bagian depan dan lambang Garuda Pancasila di bagian belakang. Tertera tahun emisi 2003.
Pada cetakan lainnya dengan pecahan nilai yang sama, terdapat gambar Pahlawan Nasional Letjen TNI TB.Simatupang dan Garuda Pancila di bagian depan; sedangkan bagian belakang bertuliskan Bank Indonesia dan nominal 500 rupiah.
Bagi saya, ini adalah berkah ilmu saat memilah dan memilih koin-koin tersebut. Saya jadi mengenal pecahan uang receh yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dengan lebih seksama dan memperhatikan perbedaannya. Meski nominalnya sama, namun ternyata terdapat perbedaan tampilan di bagian muka dan belakang masing-masing nominal pada pecahan yang sama.
Begitu juga dengan sejarah dan pengetahuan lainnya yang terdapat di uang logam ini. Saya berusaha mencari informasi dan membaca hal yang terkait pada koin yang dikeluarkan Bank Indonesia. Belum tentu saya mendapatkan pengetahuan baru dari mengumpulkan dan menghitung uang recehan hasil celengan, nih.