Sejak hari Kamis pagi, Kota Tepian Mahakam di guyur hujan lebat. Bahkan sejak dini hari, angin kencang menderu di wilayah perumahan tempat saya tinggal.
Saya juga mendengar kabar dari kawan lainnya yang mengalami kejadian serupa. Bahkan beberapa titik di kota kami mengalami banjir, langganan.
Hari Jumat kemarin, kelompok kajian hadits dan siroh nabawiyah yang saya ikuti, berencana mengadakan kajian di tempat kolam pemancingan milik salah satu anggota majelis.
Berharap cuaca bersahabat, namun nyatanya gerimis mengundang dingin dan membuat beberapa kawan beringsut di tempat tidur. Beberapa kawan belum bisa hadir karena hujan makin lama menderas, mengguyur beberapa wilayah.
Saya dan anak tetap bersemangat menghadiri pertemuan. Berkumpul di tempat biasa kajian dilaksanakan, kami berangkat bersama menuju Kolam Pemancingan. Jaraknya tidak jauh dari dalam kota, hanya sekitar 15 menit di tempuh dengan berkendara mobil.
***
Ibu Mahriwaty dan suami, pemilik dan pengelola Kolam Pemancingan Zanira ini menjelaskan bahwa awalnya wilayah kolam merupakan tanah kavlingan. Seiring berjalan waktu, tanahnya hilang tergerus lubang bekas tambang tanah milik tetangga. Â
Karena danau sudah semakin meluas dan lebih 10 tahun tidak terurus, pasangan suami istri ini tertarik menjadikan area tersebut menjadi tempat wisata pemancingan keluarga. Sehubungan di dalam danau tersebut terdapat banyak ikan seperti ikan nila, mas, gabus, koi hingga udang. Selain itu, tertarik buka kolam ikan, Â karena dilatarbelakangi oleh hobby suaminya.
Mulailah pasutri ini merintis pembuatan kolam pemancingan ikan pada September 2021. Nama Zanira disematkan pada tempat wisata ini. Untuk pemancingan kiloan, beliau lebih memilih membeli ikan yang dikirim dari wilayah Loa Duri (sebuah desa di Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara) dan dimasukan ke dalam keramba ikan. Karena ikan yang dimasukan ke kolam merupakan ikan yg sudah besar-besar dan pengunjung sangat senang bila dapat ikan besar.