Jujur, hampir tiga bulan ini, saya sedikit bernafas lega. Sehubungan penyebaran berita kematian mulai berkurang di grup whatsapp yang saya ikuti, berkaitan dengan kepulangan para sahabat, kerabat dan masyarakat sekitar berkaitan keadaan pandemi.
Tak dipungkiri, informasi yang demikian karena lonjakan kasus covid-19 membuat sedih. Bahkan diantara Kompasianer ada yang mengalami paparan virus ini, perjuangan mereka untuk sembuh sungguh luar biasa.
Berita-berita yang mengkhawatirkan tentang lonjakan pasien dan suspek mulai berkurang pada masa sekarang. Kini, ajakan untuk mengikuti vaksin sebagai usaha pencegahan covid-19 makin gencar.
Beberapa lembaga masyarakat mengkoordinir kegiatan tersebut, bekerja sama dengan pusat layanan kesehatan, agar warga sadar akan pentingnya vaksin. Alhamdulillah, hal tersebut mendapat sambutan yang antusias.
***
Seperti yang disampaikan Ketua Tim Darurat Kesehatan WHO Michael Ryan yang dilansir oleh hellosehat.com bahwa kemungkinan COVID-19 tidak akan benar-benar hilang dan bisa menjadi penyakit endemi di masyarakat.
"Virus ini mungkin tidak akan pernah hilang dan kemungkinan akan menjadi salah satu penyakit endemi di masyarakat," kata Dr. Ryan dalam konferensi pers WHO.
Endemi adalah penyakit yang biasanya mewabah di suatu wilayah tertentu. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC), endemi mengacu pada kehadiran suatu wabah penyakit terus menerus pada populasi di bentang geografis tertentu, seperti satu wilayah, negara, atau benua.
Penyakit yang termasuk endemi antara lain malaria dan demam berdarah dengue (DBD) yang setiap tahun masih ada kasus yang terdaftar di beberapa daerah.
***