Siang tadi anak gadis saya menyibukkan diri di dapur usai pulang sekolah. Sengaja tidak mendampinginya, karena dia tidak meminta bantuan untuk melakukan kegiatannya dengan pernak-pernik alat masak.
Bau harum roti menguar hingga tercium ke kamar tidur, tempat saya sedang asyik membaca buku. "Kamu bikin apa tho, Nduk?" Pertanyaan saya hanya dijawab tawa renyah olehnya.
Beberapa menit kemudian, "Bun, kayaknya aku bikin masakannya kebanyakan mentega, atau gula, atau susu, deh."Â
Tetiba NakDis sudah berdiri di samping saya yang masih leyeh-leyeh di atas kasur.
"Emang bikin apaan, sih? Baunya dah harum gitu," komentar saya sembari duduk di tepi ranjang.
"Coba bunda buka YouTube," pinta NakDis sembari menyebut judul masakannya.Â
Ia balik ke meja belajar, lalu duduk di sebelah saya. Disodorkannya semangkuk roti dengan balutan karamel yang lengket.
"Kenapa gak minta tolong bunda?" Saya mencicipi kue buatannya, manis, renyah, tapi sangat lengket.
"Namanya juga belajar, pengen bikin sendiri." Ujarnya nyengir.
Kami pun nonton tutorialnya bersama-sama. Dan pahamlah saya kenapa hasil buatannya sangat lengket.