Yang bikin kangen lidah saat menikmatinya, selain ciri khas tauco pada soto, adalah topping kriuk-nya.
Sebutan kriuk sendiri berasal dari usus ayam yang digoreng sampai garing. Kemudian digerus kasar atau digoreng dalam potongan kecil-kecil. Ditaburkan pada sajian semangkuk soto dan menimbulkan bunyi kriuk saat dimakan.
Olalaaa, sensasi gurih, manis, asam, berpadu di lidah, berikut seruput-nyruput kuah panasnya yang maknyuuuuuus! Asli deh, enak banget! Wah, saya jadi terbayang nih ingin segera terbang ke Tegal.
Tentu saja, saya juga tak melewatkan sensasi makan semangkuk soto berteman telur asin khas Brebes atau Tegal, juga segelas Teh hangat beraroma Melati buatan pabrik di kota ini. Anggota keluarga lain bahkan memesan Teh Poci dengan gula batu, yang merupakan minuman khasnya.
Sungguh, saya kangen berat dengan soto ini. Maka, setiap kali ada kesempatan mudik sejenak berkunjung ke rumah kakak di kaki Gunung Slamet di Kabupaten Tegal, menu ini wajib saya santap bersama keluarga.
Bela-belain turun gunung menuju ke kota guna menikmati kuliner yang sangat ngangenin ini. Atau ketika baru pertama kali memasuki kota setelah mendarat dari pesawat di ibukot propinsi, maka Soto Tauco Tegal adalah tujuan utama yang bakal dituju saat datang di kota tersebut.
Yuk, Para Pembaca Kompasiana dan sesama Kompasianer. Monggo mampir di kota ini dan menikmati kuliner khas-nya yang langgeng sepanjang masa.
***
#Tulisanke-252
#TopikPilihanSotoNusantara
#ArtikelSiskaArtati
Artikel Siska Artati ini hanya ditulis di laman Konpasiana, bukan di laman lainnya.