Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Berawal dari Hobi, Inilah Usaha Rumahan yang Menghasilkan Pundi-pundi

9 Agustus 2021   13:58 Diperbarui: 9 Agustus 2021   16:25 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar mengajar mengaji (www.hipwee.com)

Tertarik mengikuti topik pilihan dari admin Kompasiana tentang Usaha Rumahan, saya ingin berbagi kisah pengalaman tersebut. 

Saya pun menyimak berbagai kisah sesama kompasianer yang menjalankan bisnis dari rumah. Menarik dan inspiratif pula cerita yang disampaikan.

Setuju dengan mereka, bahwa menjalankan kegiatan usaha itu menyenangkan dengan segala duka dan suka, jatuh dan bangun, tak ada kata putus harapan untuk terus berkarya dan bisa mengalirkan penghasilan. 

Keluarga kecil saya pun melakukannya jauh sebelum masa pademi melanda negeri.

Mengajar Privat Bahasa Inggris dan Tahsin Quran

Sejak memutuskan mengundurkan dari lembaga pendidikan yang berbasis kecakapan dan keterampilan berbahasa Inggris, saya masih menjalankan aktivitas belajar dan mengajar tersebut bersama anak-anak dan remaja secara privat. 

Ilustrasi gambar mengajar mengaji (www.hipwee.com)
Ilustrasi gambar mengajar mengaji (www.hipwee.com)

Sebelum terjadi pandemi, jadwal les yang tersusun cukup padat dari Senin hingga Sabtu. Saya datang ke sekolah jelang jam kepulangan anak-anak pada pukul 13.30 siang. 

Menemani sekitar 8 siswa sampai pukul 15.30 sore, saat kakak-kakak mereka pulang sekolah dan dijemput orang tuanya. 

Kegiatan les bahasa Inggris ini dilakukan dua kali dalam sepekan. Namun sejak diberlakukan kegiatan belajar dari rumah, maka kegiatan ini sempat berhenti beberapa pekan. 

Saya menyesuaikan kembali jadwal anak-anak yang melakukan pembelajaran daring, sehingga mereka pun bisa tetap lanjut les privat dengan datang ke rumah saya. Hal ini dilakukan dengan protokol kesehatan dan terbatas pada jam belajar. 

Untuk les privat bahasa Inggris ini, saya menyodorkan harga jasa per per pertemuan kepada orang tua siswa dan saling menyepakati. 

Alhamdulillah, hobi dari belajar bahasa asing ini, mengalirkan penghasilan untuk saya yang notabene menjadi ibu rumah tangga.

Begitu pula dengan belajar dan mengajar tahsin quran (perbaikan bacaan mengaji). 

Meski ada jadwal mengajar di luar rumah, saya tetap membuka kesempatan kepada anak-anak dan para bunda yang mau belajar mengaji ke rumah saya.

Alhamdulillah, keadaan pandemi tak menyurutkan semangat mereka untuk hadir dan belajar bersama. 

Datang bergiliran sesuai jam yang telah kami tentukan dan sepakati agar tidak berkerumun banyak anak di rumah saya yang mungil.

Bersyukur atas nikmat sehat dan kesempatan waktu yang Allah berikan, dari menekuni kegiatan ini, ada uang jasa pengajaran sukarela yang mereka berikan untuk saya. Berapa pun nominal rupiahnya, saya menerima dengan senang hati dan sukacita. 

Untuk mengajar tahsin ini, memang saya tidak menentukan tarif, bahkan bagi mereka yang tidak mampu membayar, tak masalah buat saya. Mereka bersemangat datang untuk belajar ngaji aja, saya bahagia luar biasa.

Gemar Membaca Mengantarkan Menjadi Penulis Pemula

Ya, saya gemar membaca. Buku fisik atau digital, baik novel, puisi, cerpen atau komik, tetap saja saya baca dengan asyik. 

Hobi membaca mengantarkan energi baru bagi saya untuk menulis dan membuka diri menjadi penulis.

Membaca dan menulis adalah kegiatan yang tak terpisahkan. Saya bisa menuangkan isi pikiran dan hati, awal modalnya tentu kemampuan membaca. 

Belajar memilih kata, diksi, kalimat dan menyusun paragraf dengan baik serta enak dibaca. Semua tentu butuh proses dalam melakukannya agar kualitas tulisan menjadi baik.

Tak disangka, dari hobi membaca dan mengikuti kelas penulisan online, mengantarkan saya menjadi penulis pemula. 

Menekuni kegiatan ini menghasilkan karya-karya antologi bersama komunitas penulis yang saya ikuti.

Dua buku antologi ke-5 dan ke-6 karya saya dkk. Segera terbit bulan September 2021 (Dokumentasi pribadi)
Dua buku antologi ke-5 dan ke-6 karya saya dkk. Segera terbit bulan September 2021 (Dokumentasi pribadi)

Sepanjang tahun 2020, telah lahir dua buku antologi yang saya ikuti kegiatan bersama komunitas penulisan. 

Berlanjut di tahun 2021, ada 2 buku antologi yang telah terbit hingga bulan Maret. Inilah usaha rumahan yang kini saya geluti selain mengajar privat dan tahsin quran. 

Bahkan di bulan Agustus dan September akan segera terbit tiga buku antologi karya saya bersama para penulis, dua di antaranya sekarang sedang masa promo pemesanan.

Melakukan hobi yang dibayar itu sangat menyenangkan. Bagi saya pribadi, menghasilkan karya adalah ekspresi mengolah rasa suka cita. Bukan sekadar menghilangkan penat, membunuh kebosanan, mengisi waktu luang. 

Namun karya memalui tulisan adalah rekaman atau jejak sejarah dari apa yang pernah saya alami, rasakan, dengar, dan menuangkannya dalam sebuah narasi. 

Jikalau ada bonus dalam berupa rupiah atas apresiasi dari tulisan ini, bersyukur dan berucap 'Alhamdulillaah'. Ada penghasilan yang mengalir ke pundi-pundi keluarga.

Suami Pun Beternak Burung

Suami saya berhasil membuat saya 'cemburu' dengan hobinya, pelihara burung. Gimana gak cemburu? 

Setiap pagi burung-burung kesayangannya dimandiin, disuapin, disawang alias dipandang berlama-lama dengan mata berbinar dan senyum mengembang. 

Diajaknya sekelompok burung bernyanyi dengan siulannya. Bahkan beliau menyediakan musik khusus kicauan khas burung-burung tertentu yang diputar setiap pagi dan sore untuk memancing mereka saling bersahutan.

Bayi burung lahir hingga dewasa (dokumen Siska Artati, olah gambar InCollage)
Bayi burung lahir hingga dewasa (dokumen Siska Artati, olah gambar InCollage)

"Bunda mah gak usah disawang tetepo ayu, rah diadusi iso adus dewe, rah sah disuapin yo iso maem dewe. Ra sah disetelke musik, lha ben dino yo nyanyi terus!" Begitulah ledekan suami sambil tertawa renyah*)

Wheeee laaa dalaaah! Omelan ala emak seperti saya dianggap nyanyian, piye jal! **)

Begitulah, hobi memelihara burung, mengantarkan beliau untuk serius beternak dan berjualan dengan kawan-kawan komunitasnya. 

Saya akui, beliau telaten dalam pemeliharaan dan perawatannya. Mulai dari bebersih kandang, memandikan burung tertentu, menyiapkan sarang bagi pasangan burung, menyuapi bayi burung, dan menyiapkan pakan seperti jangkrik dan biji-bijian.

Bahkan beliau belajar secara otodidak dan mengamati dari pengalaman sendiri bagaimana mengupayakan kawin silang antara burung-burung Lovebird yang beraneka warna, supaya bisa menghasilkan burung dengan warna sayap yang unik. Meski albino sekalipun, Lovebird tetaplah cantik!

Burung Lovebird dengan berbagai warna (Dokumen Siska Artati olah gambar inCollage)
Burung Lovebird dengan berbagai warna (Dokumen Siska Artati olah gambar inCollage)

Saya pun mendukung kegemaran beliau ini. Sedikit atau banyak hasil penjualan dari ternak burung, tak masalah bagi suami. 

Sehubungan harga burung di pasaran juga naik turun, tergantung dari permintaan dan penawaran jenis burung yang sedang digemari. 

Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Banyak demi banyak, lama-lama jadi gunung juga, kan? 

Suami pun menekuni usaha ini dengan riang hati di sela- sela ativitasnya sebagai seorang ASN, minimal ada bekal kelak untuk pensiun sehingga usaha dari rumah bisa dirintis sejak sekarang. 

In syaa Allah, apa yang kami usahakan saat ini dari rumah, kelak berbuah hasil yang makin baik, berkah dan melimpah untuk keluarga kami. Aamiin.

Semoga bermanfaat dan tetap semangat!

***

*) "Bunda mah gak usah dipandang tetap cantik, gak usah dimandiin bisa mandi sendiri. Gak usah disuapin ya bis makan sendiri. Gak usah disetelkan musik, lha tiap hari ya nyanyi terus!" *)

**) Gimana, coba?

Tulisan ke-235

Boleh singgah ke artikel:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun