Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pengalaman Pertama Saya Mendapat Vaksin Pencegahan Covid-19

5 Agustus 2021   12:38 Diperbarui: 5 Agustus 2021   12:54 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya turut mengantri pendataan perolehan vaksin | Dok.Pri. Eti S.

Semangat pagi, pembaca Kompasiana yang setia berkunjung di artikel ini,  dimanapun berada dan apapun aktivitasnya. Semangat menyediakan waktu untuk membacanya hingga tuntas. Saya ingin berbagi pengalaman pertama mendapatkan vaksin pencegahan covid-19 yang telah dinanti.

Alhamdulillah, suami saya yang bekerja sebagai ASN di lingkup dinas di Provinsi Kalimantan Timur, telah mendapatkan vaksin dua kali di tahun ini. Begitu juga teman saya yang bersuamikan ASN dan keluarganya, ada yang mendapatkan jatah vaksin tersebut. 

Sebenarnya demikian halnya dengan suami saya dan keluarga. Namun beliau menyarankan untuk saya menunda dulu untuk vaksin saat itu, karena lebih memprioritaskan agar kalangan yang didahulukan bisa mendapatkannya, seperti ASN, guru, pedagang, nakes dan lain sebagainya. 

Bersyukurlah, pada akhir Juli 2021, ada seorang kawan yang menanyakan di grup WA yang saya ikuti, tentang adanya fasilitas kesehatan (faskes) yang menyediakan vaksin ini. PJ grup membantu meneruskan kepada pihak terkait, yang notabene suami beliau adalah satu dari sekian pejabat berwenang di Kota Samarinda. 

Awalnya, info yang disampaikan adalah jatah vaksin masih kosong. In syaa Allah kemungkinan akan ada lagi di Bulan Agustus 2021. Namun bagi yang sekiranya ingin mendaftarkan diri terlebih dahulu, beliau berkenan membantu menampung pendaftaran untuk nantinya diteruskan ke faskes yang dituju jika vaksin telah tersedia.

Saya pun memberanikan diri mendaftar dengan mengajak dua orang tetangga yang juga mau mendapatkan vaksin, dengan menyerahkan data nama, alamat, nomer HP dan nomer KTP.

***

"Bu Siska, permisi, ini ada persediaan vaksin terbatas untuk 10 orang hari ini. Saya sudah daftarkan Bu Siska dan dua teman panjenengan, serta kawan lain yang ikut daftar melalui saya. Silakan segera ke Puskesmas, nggeh. Hari ini juga sebelum jam 12."

Demikian saya mendapatkan kabar dari Bu Wahyu selalu PJ Grup WA tersebut kemarin siang pukul 10.20 WITA (Rabu, 4/08/2021), yang langsung saya sambut gembira dan menghubungi dua tetangga.

Setelah bersiap sejenak, kami segera meluncur ke Puskesmas yang dituju dengan perasaan senang karena akhirnya akan dapat vaksin. Berasa deg-deg-an jua nih, karena inilah pertama kalinya kami mau vaksin. Namun, kami optimis saja, in syaa Allah ini adalah bagian dari ikhtiar kami sebagai warga masyarakat untuk mencegah penyebarannya.

***

Saya turut mengantri pendataan perolehan vaksin | Dok.Pri. Eti S.
Saya turut mengantri pendataan perolehan vaksin | Dok.Pri. Eti S.

Sesampai di Puskesmas, kami diterima dengan baik oleh petugas medis. Beliau meminta KTP kami untuk pendataan. Menurut informasi, hari itu hanya sekitar 10 orang saja mengingat ketersediaan vaksin yang masih terbatas.

Saat nama saya dipanggil untuk masuk ruangan vaksinasi, petugas menanyakan terlebih dahulu riwayat kesehatan, lalu saya menandatangi lembar surat pernyataan informasi kesehatan tersebut. Setelah cek tensi darah dengan alat digital, selanjutmya saya mendapatkan vaksin CoronaVac. Alhamdulillaah, lancar. Meski saya takut jarum suntik, dengan dzikir pun hati saya tenang.

***

CoronaVac adalah vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi Tiongkok, Sinovac. Sejak pertengahan tahun 2020, calon vaksin ini menjalani penelitian klinis tahap III dan mendapatkan persetujuan untuk penggunaan darurat yang saat ini berlangsung di Brasil, Chili, Indonesia, dan Turki. CoronaVac menggunakan teknologi serupa, tetapi lebih tradisional, dibandingkan dengan BBIBP-CorV dan BBV152, vaksin virus inaktif COVID-19 lainnya yang juga sedang dalam uji coba tahap III. Selengkapnya pembaca bisa simak di Wikipedia.

Oiya, ada peringatan sebelum menerima vaksin Sinovac, nih, Pembaca.

Vaksin Sinovac hanya boleh diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Sebelum menerima vaksin ini, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut yang bisa Anda simak selengkapnya melalui artikel dari Alodokter.

***

Observasi selama 30 menit usai vaksin sembari menunggu cetak surat keterangan (Dok.Pri: Eti S)
Observasi selama 30 menit usai vaksin sembari menunggu cetak surat keterangan (Dok.Pri: Eti S)

Setelah satu per satu selesai mendapatkan vaksin, kami diminta menunggu selama 30 menit untuk masa observasi. Sembari petugas mencatat data dan mencetak surat keterangan, kami duduk dengan tetap menjaga jarak dan prosedur kesehatan. Mengabadikan sejenak momen bersama di Puskesmas. Berbincang juga dengan peserta lain yang antri untuk mendapatkan vaksin.

Saya pribadi tidak merasakan hal-hal yang kurang nyaman seperti kebas, pegal atau linu. Soal makan maupun istirahat juga tidak mengalami gangguan hingga hari ini. Bismillah, semoga ke depannya lancar dan baik-baik saja.

Kartu Vaksinasi Covid-19 (Dok.Pri. Siska Artati)
Kartu Vaksinasi Covid-19 (Dok.Pri. Siska Artati)

Akhirnya, saya dan peserta lain mendapatkan surat keterangan yaitu kartu vaksinasi covid-19. Petugas menjelaskan bahwa vaksin kedua in syaa Allah akan dijadwalkan bulan depan, terhitung 28 hari sejak mendapatkan vaksin pertama. Serta akan mendapatkan informasi melalui SMS yang dikirimkan ke nomer handphone terdata, berkenaan dengan link data peserta vaksin. Namun, hingga saat tulisan ini saya unggah, saya belum mendapatkan SMS tersebut. Kita tunggu saja.

Alhamdulillah, lega rasanya sudah dapat vaksin pertama sebagai bentuk ikhtiar kami menjaga kesehatan di masa pandemi. Tetap menjalankan protokol kesehatan serta kebugaran tubuh, mengkonsumsi makanan dan minuman sehat serta sedia vitamin penunjang kesehatan.

Demikian, pembaca Kompasiana yang budiman. Semoga berbagi pengalaman melalui tulisan ini bermanfaat untuk kita semua, aamiin.

Salam sehat, bahagia selalu.

***

#Tulisanke234

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun