***
Sesampai di Puskesmas, kami diterima dengan baik oleh petugas medis. Beliau meminta KTP kami untuk pendataan. Menurut informasi, hari itu hanya sekitar 10 orang saja mengingat ketersediaan vaksin yang masih terbatas.
Saat nama saya dipanggil untuk masuk ruangan vaksinasi, petugas menanyakan terlebih dahulu riwayat kesehatan, lalu saya menandatangi lembar surat pernyataan informasi kesehatan tersebut. Setelah cek tensi darah dengan alat digital, selanjutmya saya mendapatkan vaksin CoronaVac. Alhamdulillaah, lancar. Meski saya takut jarum suntik, dengan dzikir pun hati saya tenang.
***
CoronaVac adalah vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi Tiongkok, Sinovac. Sejak pertengahan tahun 2020, calon vaksin ini menjalani penelitian klinis tahap III dan mendapatkan persetujuan untuk penggunaan darurat yang saat ini berlangsung di Brasil, Chili, Indonesia, dan Turki. CoronaVac menggunakan teknologi serupa, tetapi lebih tradisional, dibandingkan dengan BBIBP-CorV dan BBV152, vaksin virus inaktif COVID-19 lainnya yang juga sedang dalam uji coba tahap III. Selengkapnya pembaca bisa simak di Wikipedia.
Oiya, ada peringatan sebelum menerima vaksin Sinovac, nih, Pembaca.
Vaksin Sinovac hanya boleh diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Sebelum menerima vaksin ini, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut yang bisa Anda simak selengkapnya melalui artikel dari Alodokter.
***
Setelah satu per satu selesai mendapatkan vaksin, kami diminta menunggu selama 30 menit untuk masa observasi. Sembari petugas mencatat data dan mencetak surat keterangan, kami duduk dengan tetap menjaga jarak dan prosedur kesehatan. Mengabadikan sejenak momen bersama di Puskesmas. Berbincang juga dengan peserta lain yang antri untuk mendapatkan vaksin.