Saya pun tergelitik mencari tahu informasi berkenaan dengan verifikasi centrang biru. Kemana lagi kalau gak langsung ke dapurnya Kompasiana yang pernah memuat artikelnya dengan judul Kenali Verifikasi Biru Kompasiana.
Kompasianer yang mendapatkan label verifikasi adalah mereka yang artikel-artikelnya tidak diragukan lagi isinya. Bukan hanya karena keaktifannya dalam menulis di satu bidang atau tema, tapi juga semangatnya dalam menyuguhkan artikel berkualitas kepada para pembaca. Walhasil, setiap kali si Kompasianer menayangkan artikel baru, pembaca langsung mengingatnya sebagai Kompasianer yang memiliki perhatian pada bidang tertentu atau Kompasianer yang konsisten dalam berbagi hal-hal positif, menarik, dan bermanfaat lewat artikel dan ragam konten lainnya.
Demikian ulas Admin pada artikel tersebut.
Beginikah rasanya akun bercentrang biru?
Jujur, saya bangga dan terharu, benaran gak nyangka secepat ini mendapatkan centrang biru. Sehubungan penulis senior lain yang tentunya sudah lama bergabung di Kompasiana, masih ada yang bercentrang hijau.Â
Saya pun bertanya dalam hati, masih kurang apa mereka dalam berkontribusi menyuguhkan tulisan yang bagus dan konsisten dengan bidang tertentu. Hanya bisa turut mendoakan agar mereka pun segera mendapatkan verifikasi centrang biru.
Sebenarnya saya berniat menulis tentang harapan bercentrang biru saat poin merambah ke Penjelajah, yang In syaa Allah bentar lagi menuju ke status tersebut. Siapa juga yang gak ngarep, ya kan? Ya, bisikan-bisikan hati yang positif aja, juga doa dari kawan-kawan kompasianer.
Namun, siapa sangka, baru kurang lebih 9 bulan di Kompasiana, dengan 231 Artikel, itupun baru 22 artikel di apresiasi sebagai Artikel Utama, ternyata Admin memberikan penghargaan untuk akun saya mendapatkan Centrang Biru.Â
Terima kasih kepada Admin Kompasiana atas verifikasi ini. Juga pastinya kepada seluruh Kompasianers yang selama ini mampir membaca artikel saya, membubuhkan rating, memberikan komentar positif. Terutama doa dan dukungan kalian sehingga tulisan saya dianggap bagus dan menarik.
Juga kepada silent reader yang mampir membaca, atau barangkali ada kompasianer yang diam-diam atau terang-terangan memberikan suara centrang biru, kata-kata tersebut jadi doa dan terwujud. Aamiin.
Dan apa rasanya bercentrang biru?
Tetap bersyukur dan tawadhu, amanah yang harus dijaga untuk memberikan yang terbaik. Menjadikan menulis sebagai sarana menebar kebaikan dan manfaat.
Doakan saya istiqomah menulis dan selalu sehat.Â
Ini jadi kenangan untuk saya yang besok in syaa Allah bertambah umur, berkurang usia. Semoga Allah izinkan saya terus berkarya melalui tulisan. Aamiin