Seorang sahabat sesama kompasianer - Mas Trian Ferianto, mengucapkan terima kasih atas apreasiasi yang diberikan oleh saya dan seorang kawan di satu grup whatsapp atas artikelnya yang mendapat label Artikel Utama.Â
Tetiba beliau penasaran dengan nama 'Siska' pada diri kami berdua. Ya, duo Siska yang disapa Siska A - untuk saya, dan Siska D - untuk Mbak Siska Dewi.Â
"Terima kasih duo bu Siska. Saya sampai tergelitik untuk googling dan memang bagus maknanya," ujar beliau.  Pun nama kami berdua ada di sebut pada artikel Kompasianer Pak Rudy 'Salam Angka' Gunawan di sini. Beliau kupas tuh nama-nama paling pasaran di Indonesia.Â
Saya sendiri sih, ngerasa, nama saya gak terlalu pasaran. Sejak tinggal di kampung maupun kota, sejak sekolah dasar hingga lulus kuliah, hanya ada satu Siska di sekolah, hahaha. Kalaupun ada satu atau dua, itu karena namanya Fransiska.
Apalah arti sebuah nama?
"What's in a name?" kata William Shakespeare (26 April 1564-23 April 1616), pujangga terbesar Inggris, yang artinya kurang lebih, "Apalah arti sebuah nama?" Ungkapan yang pernah kita dengar jika ingin mengetahui arti sebuah nama.
Saya juga bertanya kepada orangtua, mengapa mereka memberi nama Siska Artati? Kok bukan nama yang lain? Sedangkan ketiga kakak lelaki saya tersemat nama jawa sedangkan ketiga kakak perempuan dan saya sendiri takada nama unsur jawa nya. Seperti Eko, Dwi, Tri, Catur, dan seterusnya yang mengisyaratkan urutan anak dalam keluarga.
Sewaktu kecil, ibu menjawab pertanyaan saya dengan enteng saja, "Bapak dan ibu suka nama itu. Kayak beda aja dengan nama anak-anak lain. Apik rasane."Â
Sedangkan Bapak saya bilang, "Siska artinya anak bungsu, buat Bapak. Artati artinya hati yang baik, punya jiwa seni. Art kan seni tuh, boso inggris. Ati, ya hati." Saya cuma manggut-manggut aja dengan penjelasan versi Bapak tentang perpaduan arti boso inggris lan jawa.Â
Dikira Nonmuslim
Berbagi pengalaman saja, saya pernah terbaring sakit dan menjalani rawat inap di sebuah RS. Elizabeth Semarang masa kuliah dulu, yang dikelola oleh yayasan Katholik. Perusahaan asal kantor bapak yang menerapkan rujukan rumah sakit bagi anak pensiunan, sehingga saya dirawat disana.Â
Ketika suster menerima kehadiran saya di kamar rawat, ia memberikan jadwal kunjungan dokter dan pastor. "Jadi kalau Siska membutuhkan pendampingan dari Pastor untuk doa bersama, sampaikan saja ke Suster ya."
"Maaf, saya muslim, Suster." balas saya atas sarannya.
"Oh, maaf. Saya kira kamu Katholik, karena namamu Siska." Wajah dengan senyum permintaan maaf tulus ia berikan, seraya mengelus lembut tangan saya.Â
"Gak apa-apa, Sus. Mungkin dikira nama saya Fransiska, ya."
Saat itu saya belum berhijab dan memang tidak merubah nama sejak lahir, meski bagi yang baru kenal saya di awal, mengira saya beragama katholik atau seorang mualaf karena melihat saya melakukan sholat.
Nama yang tersemat adalah doa.
Saya pun meyakini hadirnya kebaikan yang disematkan pada nama yang telah orangtua pilihkan, sebagai kandungan doa pada anak-anak mereka. Demikian pula ketika kami memberikan nama kepada anak. In syaa allah demikian halnya dengan pembaca sekalian.
Sebagai umat muslim, saya mengikuti anjuran Rasulullaah SAW agar memberikan nama yang baik kepada anak. Bukan sekedar nama, karena sebagai orangtua wajib memberikan nama terbaik dan itu adalah hak anak kita.
Telah menceritakan kepada kami Amru bin Aun ia berkata; telah mengabarkan kepada kami. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami Musaddad ia berkata; telah menceritakan kepada kami Husyaim dari Dawud bin Amru dari Abdullah bin Abu Zakariya dari Abu Darda ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya pada hari kiamat kalian akan dipanggil dengan nama-nama kalian dan nama bapak-bapak kalian, maka baguskanlah nama kalian." Abu Dawud berkata, "Ibnu Abu Zakariya belum pernah bertemu dengan Abu Darda."Â (Hadits Sunan Abu Dawud No. 4297 - Kitab Adab).
Bagi kami umat Muslim, nama yang tersemat adalah doa sekaligus harapan. Memberikan nama-nama yang baik dengan kandungan arti yang bagus pada anak berarti kita memberikan citra awal tentang dirinya.Â
Dengan nama yang tersemat itulah, ia akan mewujud menjadi pribadi yang sesuai dengan makna yang terkandung di dalam namanya. Di sisi lain, nama juga bisa menjadi sarana bagi anak untuk memahami bagaimana orang lain atau lingkungan memandang sosok dirinya.
Jalan penghidupan yang tentram, merdeka, bahagia dan sempurna. Serta Memiliki makna, arti yang baik. Saya percaya arti, doa dan harapan yang tersemat pada nama saya yang kurang lebih sama seperti yang disampaikan oleh orangtua saat saya masih kanak-kanak.Â
Bagaimana arti nama Pembaca sendiri?
Yakinlah, itu nama terbaik dan sebaik-baik nama yang orangtua berikan. Doa itu senantiasa mengiringi hingga kita ke liang lahat. Hidup dengan nama baik, berpulang dengan meninggalkan nama baik.
Salam bahagia selalu!
***
#Tulisanke-231
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H