Semangat pagi, Pembaca Kompasiana yang selalu sumringah senyumnya!
Takpeduli siang, sore, malam, semangatnya harus pagi, pagi, pagi! Yes!
Kabar hari ini, Matahari bersinar terang dan cerah di Kota Tepian Mahakam, setelah hampir sepekan hujan mengguyur deras dan menghantarkan suasana sejuk di suhu berkisar 23 - 27C. Alhamdulillaah, Ahad ini sangat hangat. Suhu menunjukkan 32C.
Saya pun bersemangat kembali untuk umek alias menyibukkan diri di dapur setelah tiga hari ini agak kurang sehat. Kali ini tempe menjadi olahan menu cemilan buat keluarga, hasil dari nonton masakan di kanal youtube.
Tempe adalah makanan khas Indonesia yang terbuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe".
Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B, dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif.
Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia. Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya, saat ini tempe tidak hanya diproduksi di Indonesia tetapi juga di banyak tempat di dunia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Info selengkapnya, bisa disimak di Wikipedia.
Yuk, lakimares, Pembaca! Langsung kita mainkan resepnya!